Warta HARLAH KE-85 NU

NU Harus Mampu Jembatani Berbagai Peradaban

Selasa, 8 Februari 2011 | 04:32 WIB

Pasaman Barat, NU Online
Nahdlatul Ulama harus mampu menjembatani berbagai peradaban dan  budaya dari berbagai agama, etnis, suku dan tradisi yang tumbuh di wilayah nusantara Indonesia. NU sangat menghargai perbedaan dari  berbagai agama, etnis, suku dan tradisi tersebut.

Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Said Aqil Siraj mengungkapkan hal itu pada Harlah ke-85 NU tingkat Propinsi Sumatera Barat, di Simpangampek Kabupaten Pasaman Barat, Senin (7/2/2011).<>

Harlah dihadiri Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar A.Khusnun Aziz, Sekda Pasaman Barat Hermanto, para guru tariqat, pimpinan pesantren dan kurang lebih 500 warga nahdliyin setempat. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online Bagindo Armaidi Tanjung di Padang.

Menurut Kiai Said, perbedaan yang ada dari berbagai agama, etnis, suku dan tradisi lokal tersebut bukan untuk diperdebatkan. Namun haruslah didialogkan sehingga dapat saling menghargai, saling memahami dan saling menghormati. “NU menentang adanya radikalisasi di tengah masyarakat, “ kata Said.

Kiai Said prihatin terjadinya berbagai tindak radikal di tengah masyarakat. Kalah pilkada, demo, merusak fasilitas negara. Pembagian zakat pun terjadi radikalisasi, 21 orang antri zakat di Pasuruan tewas. Di Demak dilaporkan pula 2 orang mati saat antri mengambil BLT.

“Keberingasan di tengah masyarakat memang terus m engkwatirkan kita. Berbagai fasilitas ibadah Ahmadiyah pun diserang atas nama agama,” tambah Said.

Padahal tidak ada kekerasan dalam agama, dan tidak ada agama dalam kekerasan. Mereka yang melakukan radikal, kekerasan, sebenarnya jauh dari agama. “Mudah-mudahan di Kabupaten Pasaman Barat jangan terjadi pula radikalisasi yang mengatasnamakan agama,” tutur Kia Said.

Dikatakan, NU harus siap menjadi benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi NU, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika sudah mutlak dan tidak bisa ditawar-tawarkan. Semangat pluralis harus dipelihara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Apa yang dimiliki daerah Sumatera Barat, kesenian lokalnya, jangan sampai hilang. Budaya dan kesenian lokal tersebut harus dipertahankan. “Sumatera Barat sebagai daerah yang rawan bencana, maka perlu juga masyarakatnya diberikan pemahaman tentang kebencanaan. Sehingga tingkat kerugian dan korban bisa lebih kecil. NU sendiri sudah memiliki lembaga yang menanggani masalah kebencanaan, tambah Kiai Said. (bat)