Ketua PBNU Masdar F Mas’udi menyatakan saat ini keterlibatan NU diperlukan dalam menyelesaikan berbagai kerusuhan dan kekerasan yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
“Dalam sejarahnya, ketika bangsa ada huru-hara, NU selalu 'dipanggil'. Ini menyedihkan sekaligus membanggakan,” katanya dalam acara launching Zakat Online di Gedung PBNU, Rabu (4/6).<>
Ia menjelaskan, pada masa perjuangan kemerdekaan, para kiai dan santri berjuang mengusir pejajah. “Sesudah merdeka, mereka bukannya ingin menjadi tentara, tetapi kembali ke pesantren untuk mengabdi pada ummat,” paparnya.
Selanjutnya, ketika penjajah mencoba kembali menduduki Indonesia, NU yang pertama-tama dari kekuatan masyarakat dan umat yang memberikan sikap tegas dengan resolusi jihad. Ini merupakan satu-satunya resolusi jihad untuk mempertahankan kemerdekaan.
Waktu itu, para ulama NU berkumpul di Pesantren Tebuireng Jombang untuk menyatakan resolusi jihad, bahwa semua warga masyarakat, yang ada di radius 87 km dari musuh harus angkat senjata, terutama yang sehat.
“Waktu itu Bung Tomo juga hadir. Hari 10 November yang heroik ini tak mungkin terjadi tanpa dukungan NU,” tandasnya.
Demikian pula, ketika terjadi pemberontakan DI/TII dengan tujuan memakzulkan Soekarno dan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII), NU yang pertama kali mensikapi dengan menyatakan Soekarno sebagai ulil amri (pemerintah) yang sah dan mempertahankan NKRI serta Pancasila sebagai dasar negara, bukan negara Islam
“Ini luar biasa, tak terbayangkan kiai-kiai yang tahunya kitab kuning bisa menegakkan sikap seperti ini,” ujarnya.
Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) ini menegaskan para ulama dan kiai NU memang sudah menyadari akan kebhinnekaan dalam bidang agama, keyakinan, etnis, tradisi dan lainnya. “Komitmen ini difahami para ulama, rujukannya spiritual. Walisongo kan ada yang Arab, China, Jawa juga ada,” tandasnya.
Demikian pula, ketika Indonesia terancam oleh gelombang komunisme, NU juga yang telah menyelamatkan negeri ini agar Pancasila tetap menjadi dasar bagi negara yang hampir 90 persen penduduknya beragama Islam.
Sayangnya, ketika keadaan sudah menjadi aman dan damai, NU kembali ditinggal di luar oleh para pemimpin pemerintahan. “Kemajuan Indonesia sulit kalau tidak bersama NU yang sebagian besar warganya berkorban menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Bulan Syaban Menyimpan 3 Peristiwa Penting bagi Umat Islam
2
Khutbah Jumat: Jagalah Lisan supaya Tidak Menyakiti Orang Lain
3
Khutbah Jumat: Manusia sebagai Makhluk Sosial, dan Perintah untuk Saling Mengenal
4
PBNU Teken Kerja Sama dengan Kemenko PMK dan Kemendukbangga Wujudkan Keluarga Indonesia Maslahat
5
Ketua PBNU Gus Ulil Resmikan Kampung Bakti NU Kalimanggis di Jatisampurna Bekasi
6
Kongres Keluarga Maslahat NU: Aplikasi GKMNU Diluncurkan, Kerja Sama Berdayakan Masyarakat Dilakukan
Terkini
Lihat Semua