Warta

PBNU akan Undang Islam Garis Keras untuk Dialog

Jumat, 5 Agustus 2005 | 13:04 WIB

Jakarta, NU Online
Kekerasan demi kekerasan atas nama agama oleh sekelompok orang dari ormas Islam tertentu saat ini terus berlangsung, termasuk dalam kaitan dengan kasus fatwa MUI tentang Ahmadiyah. Dikhawatirkan hal tersebut akan terus terulang pada golongan lain yang dianggap sesat.

Kondisi ini turut menimbulkan keprihatinan PBNU. Untuk itu KH Hasyim Muzadi berencana untuk mengundang komponen Islam garis keras untuk bertemu dan berdialog bagaimana caranya mengatasi berbagai perbedaan pandangan dan ajaran Islam yang pluralistik.

<>

Menurutnya siapapun tidak mempunyai hak konstitusional untuk berbuat kasar dan aniaya, apalagi sesama muslim. "Kita memahami kegusaran teman-teman karena Islam dibelokkan, tetapi hendaknya kegusaran itu diejawantahkan secara dewasa dan produktif, misalnya dengan berbicara ke pemerintah atau berdiskusi," katanya di Gd. PBNU (5/8).

Selain itu melalui Gerakan Moral Nasional yang melibatkan para pemimpin agama dan nasional akan bertemu untuk menyelesaikan konflik yang saat ini semakin meresahkan. Para pemimpin agama tersebut diharapkan dapat menenangkan umatnya masing-masing sehingga semuanya dapat menahan diri dari konflik antar agama maupun antar golongan dalam satu agama.

Gerakan Islam garis keras yang mencoreng Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin tersebut hari ini juga mendatangi kantor Jaringan Islam Liberal. Mereka akhirnya mengundurkan diri setelah bernegosiasi dengan polisi. Sejumlah Banser Ansor juga turut mengamankan lokasi tersebut.(mkf)