Warta

PBNU Bantu Korban Kebakaran di Mangga Besar

Senin, 25 Juni 2007 | 09:00 WIB

Jakarata, NU Online
Kebakaran besar di kawasan Mangga Besar Barat pada Kamis, 21 Juni lalu turut mengundang keprihatinan PBNU. Guna meringankan beban bagi para korban kebakaran, PBNU melalui Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama (CBDRMNU) memberikan sejumlah bantuan.

“Banyak nahdliyyin yang bermukim dikawasan tersebut yang membutuhkan bantuan. Pengurus NU setempat juga telah menghubungi kami untuk meminta bantuan yang bisa diberikan oleh NU,” tutur Program Manager CBDRMNU Avianto Muhtadi, Senin.

<>

Setelah melakukan survey ke lapangan, pada hari Minggu kemarin, tim CBDRMNU turun ke lapangan untuk memberikan bantuan berupa pakaian bekas layak pakai, susu, susu bayi, tenda, alat untuk membersihkan puing-puing dan uang operasional.

Sejumlah relawan NU dan Ansor turut serta dalam kegiatan tersebut untuk bahu membahu berbuat sebisa mungkin untuk meringankan beban sesame manusia.

Bantuan yang diberikan saat ini sifatnya emergency untuk memenuhi kebutuhan selama dalam pengungsian. Namun kebutuhan untuk membangun kembali rumah mereka yang terbakar masih belum terpenuhi. Terdapat 256 rumah yang hangus pada kebakaran.

Dilokasi tersebut juga terdapat sebuah yayasan pendidikan Islam yang dikelola oleh H. Zarkasih yang merupakan  katib PCNU Jakarta. “NU setempat juga meminta adanya sumbangan material untuk membangun kembali bangunan yang rusak,” paparnya.

Sebenarnya pemerintah DKI juga memberikan bantuan untuk pemulihan bangunan-bangunan yang rusak, namun jumlah bantuan tersebut sifatnya hanya stimulus untuk membangun kembali seperti semula.

Diceritakannya pada waktu melakukan survey, para pemilik rumah juga bergantian menunggu bangunan yang mereka miliki untuk menghindari pemindahan patok tanah yang mereka miliki. Ia juga mendapatkan pengakuan sejumlah orang telah menawar tanah yang dimiliki korban, tapi warga menolak dan akan membangun kembali.

Sebenarnya PBNU bermaksud untuk melakukan pengobatan gratis bagi anak-anak disana, namun ternyata untuk masalah kesehatan dan dapur umum sudah ditangani oleh PMI yang memberi layanan selama tujuh hari sehingga ditunda.

“Kita lihat situasi dilapangan dulu, kalau memungkinkan, kita akan turun untuk tujuh hari berikutnya,” imbuhnya.

Kendala yang dihadapi saat ini adalah situasi politik di Jakarta menjelang Pilkada Gubernur. Ia takut pemberian sumbangan ini dikaitkan dengan cagub tertentu, padahal tujuan NU benar-benar memberikan bantuan secara tulus. Ia juga menuturkan bahwa dari dua calon gubernur DKI, semuanya juga membentuk posko untuk menarik simpati masyarakat agar memilihnya. (mkf)