Warta SIKAPI ALIRAN BARU

PBNU-PWNU Jatim Kumpulkan Pengurus Ranting NU

Ahad, 3 Juni 2007 | 06:17 WIB

Probolinggo, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengumpulkan para pengurus ranting NU se-Jawa Timur Rayon 1 di Pendapa Pemkab Probolinggo, Sabtu (2/6). 

Ribuan pengurus ranting NU dari lima cabang yang tergabung dalam rayon 1 hadir dalam acara itu. Antara lain, dari cabang Lumajang, Kota/Kabupaten Probolinggo, Kraksaan dan Bangil. ;

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Ali Maschan Musa merasa berkepentingan untuk menyampaikan secara langsung beberapa perkembangan penting menyangkut keberadaan organisasi Nahdlatul Ulama.

Menurut Hayim, PBNU merasa gerah dengan kemunculan banyak aliran baru dalam kehidupan beragama yang rentan menimbulkan konflik. Kelompok baru ini antara lain mempertanyakan kembali konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempertentangkannya dengan konsep negara Islam.

Dikatakan, kemunculan aliran baru itu erat dipengaruhi oleh masuknya beragam aliran politik-keagamaan internasional yang sulit sekali dibendung.

“Saat era kepemimpinan Soeharto, pemerintah sangat ketat mengawasi masalah ini. Aliran baru selalu diseleksi. Tapi pada masa reformasi seperti sekarang, semua aliran masuk tanpa bisa dibendung. Dan ini sedikit banyak memberikan pengaruh,” katanya.

Aliran baru itu menyerang generasi muda NU yang saat ini mulai tidak tertarik dengan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja). Karena itu, kata Hasyim, sangat penting untuk kembali mengajak generasi muda aktif dan mengenal nilai-nilai Ahlusunnah wal Jamaah yang sebenarnya.

Untuk itu Hasyim meminta agar para pengurus ranting NU kembali merapatkan barisan. Salah satu caranya dengan menjaga langgar, mushola dan masjid. Ketiganya menurut Hasyim menjadi incaran dan rebutan bagi aliran baru.

Hasyim menginstruksikan agar ada minimal 10 warga NU yang selalu aktif di langgar, mushola, atau masjid sebagai pengurus takmir. Selanjutnya, ketua takmir otomatis menjadi ketua anak ranting. “Ini akan menjaga kemurnian ajaran kita dari mereka,” katanya.

Hasyim dan Ali Maschan secara bergantian menyampaikan beragam fakta dan kejadian di lapangan terkait dengan dua persoalan penting yang kini terjadi. Mulai fakta yang terjadi di lingkungan nasional, regional hingga internasional.

Setelah pertemuan pengurus ranting NU rayon 1, silaturrahim dengan agenda serupa juga akan dilakukan di rayon 2, di Malang dan rayon-rayon yang lain.

“Saya sengaja mengundang semua pengurus ranting untuk hadir karena mereka ujung tombak perjuangan. Dengan hadir di sini, saya berharap mereka bisa mendengarkan masalah ini secara langsung dengan jelas,” terang Hasyim.(man/ansor/sam)