Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Ridwan Lubis, mengajak para orang tua untuk menanamkan wawasan keislaman kepada anak-anak sejak usia dini. Menurut Kiai Ridwan, upaya itu sangat penting dilakukan agar keimanan seorang Muslim tak luntur di tengah jalan.
''Mari kita kembangkan wawasan keislaman putra-putri kita sejak usia dini. Keislaman yang tidak dibangun dengan pengembangan wawasan secara terus-menerus sejak dini, tentunya akan mudah luntur,'' ungkap Kiai Ridwan dalam acara silaturahim dengan jamaah Masjid Al Muttaqien, Ternate, Maluku Utara, Jumat (29/5).<>
Kiai Ridwan mengingatkan agar umat Islam terus memperkuat dan meningkatkan pendidikan keislaman kepada generasi penerus bangsa. ''Umat Islam memiliki madrasah, mulai dari tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah. Lembaga pendidikan ini sangat penting dan perlu terus dikembangkan.''
Menurutnya, agama Islam memiliki sejumlah prinsip dasar yang harus dipegang teguh umatnya. Prinsip dasar itu, tutur Kiai Ridwan, Islam sangat menjunjung tinggi kesetaraan. Selain itu, Islam juga tidak bertentangan dengan akal pikiran manusia. Yang tak kalah penting, Islam itu adalah agama kemajuan.
Â
''Seluruh ajaran Islam seperti shalat, zakat, puasa, shadaqah itu selalu menuju pada kemajuan. Karena itu, globalisasi jangan membuat kita takut hidup,'' paparnya menegaskan.
Revitalisasi kerukunan
Kiai Ridwan juga menegaskan perlunya revitalisasi pemahaman dan aktualisasi kerukunan beragama. ''Karena kearifan-kearifan lokal yang ada selama ini, setting-nya adalah pada masyarakat agraris. Yaitu, setting pada masyarakat sebelum mereka mengenal, katakanlah alat transportasi dan telekomunikasi yang canggih seperti sekarang ini,'' tuturnya.
Â
Menurut dia, dengan adanya perkembangan modernisasi sekarang ini, perlu ada upaya baru untuk mengaktualkan kearifan lokal. Kiai Ridwan pun mengusulkan, adanya pusat pengembangan kerukunan daerah. Lembaga itu, paparnya, bisa menjadi wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader kerukunan di masa depan. ''Kader-kader kerukunan yang ada saat ini rata-rata berusia 60 tahun ke atas.''
Selain itu, Kiai Ridwan juga mengusulkan perlunya sosialisasi baru mengenai kerukunan beragama. ''Sehingga, kerukunan beragama itu paling tidak memiliki dua unsur. Unsur pertama adalah bahwa setiap orang makin tambah yakin akan kebenaran ajaran agama yang dianutnya, bukan malah ia meragukan ajaran agamanya,'' tuturnya.
Kedua, ungkap dia, kerukunan beragama juga tak hanya memberikan penghargaan kepada penganut beragama lain, tetapi juga menikmati suasana kekhusukan pada setiap pengamalan ajaran agama. Menurut Kiai Ridwan, pendidikan kerukunan beragama juga perlu dilakukan melalui keteladanan. ''Para pemuka agama seharusnya tidak hanya berbicara, tapi juga memberikan bukti di lapangan,'' tuturnya menegaskan.
Sementara itu, Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni, dalam sambutannya yang dibacakan staf ahli Menag Bidang Pemikiran dan Faham Keagamaan, Achmed Machfudh, mengungkapkan, Depag terus melakukan sosialisasi prinsip-prinsip dasar kerukunan.
''Prinsip-prinsip kerukunan itu, antara lain, berlandaskan tidak saling mengganggu, setuju dalam perbedaan dan trilogi kerukunan (kerukunan intern umat beragama, antarpemeluk yang berbeda agama, serta antarumat beragama dengan pemerintah),'' papar Menag. (rol)
Terpopuler
1
Khatib Tak Baca Shalawat pada Khutbah Kedua, Sahkah?
2
Masyarakat Adat Jalawastu Brebes, Disebut Sunda Wiwitan dan Baduy-nya Jawa Tengah
3
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
4
Jalankan Arahan Prabowo, Menag akan Hemat Anggaran dengan Minimalisasi Perjalanan Dinas
5
Wacana AI untuk Anak SD, Praktisi IT dan Siber: Lebih Baik Dimulai saat SMP
6
Menag Nasaruddin Umar: Agama Terlalu Banyak Dipakai sebagai Stempel Politik
Terkini
Lihat Semua