Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumedang menyoroti keberadaan a’wan NU di berbagai tingkatan yang dinilai tidak mempunyai peran signifikan. Dalam struktur kepengurusan NU, a’wan berada dalam jajaran syuriyah sebagai anggota pengurus biasa yang terdiri dari ulama atau tokoh masyarakat.
“A’wan tidak pernah efektif dan efisien kehadirannya maka kami memandang lebih baik dihilangkan dan lebih diprioritaskan pada lembaga dan lajnah,” demikian salah satu butir rekomondasi halaqah di kantor PCNU Kabupaten Sumedang yang diadakan dalam menyambut Muktamar ke-32 NU.<>
Ditambahkan, eksistensi lembaga dan lajnah sesuai AD/ART harus difungsikan secara optimal. “Tidak perlu memunculkan lembaga ad hoc seperti GNKL yang menjadi ruang garapan LP2NU dan lainnya,” demikian dalam halaqah yang digelar pada 16 Maret lalu.
Halaqoh dihadiri sekitar 100 orang peserta terdiri dari unsur pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah, serta lembaga, lajnah dan badan otonom.
Untuk keanggotaan kehormatan dari luar Islam disasankan, saat ini tidak perlu diakomodir dalam AD/ART karena akan mempersulit langkah NU ke depan. PCNU sumedang merekomendasikan NU hanya perlu menjalin kerjasama dengan pihak non muslim baik melalui lembaga maupun lajnah.
Hasil halaqah lainnya, PCNU Sumedang memandang perlu tetap mencantumkan ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi dalam perumusan jawaban bahtsul masail diniyah waqi’iyah, hanya tertib penulisannya didahului dengan qoul ulama, tidak sebaliknya. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua