Ratusan warga sebagian besar anak-anak memadati halaman mesjid Al-Ittihad Kampung Domba Kelurahan Lopang, di Kota Serang, Minggu, mereka berebut "Panjang Mulud" dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW.
Warga yang datang dari lingkungan kelurahan sekitar saling berdesakan untuk mendapatkan sembako berupa beras, telur dan mie instan yang dibagikan pihak panitia peringatan maulid nabi dari. Sembako tersebut dibagikan dari "Panjang Mulud" yang diberikan warga yang mampu di lingkungan tersebut.<>
"Menurut cerita orang tua kami, tradisi ini sudah ada sejak jaman Kesultanan Maulana Hasanudin, turun-temurun hingga masyarakat sekarang," kata panitia pelaksana maulid nabi H Halili.
Ia mengatakan, acara yang diselenggarakan di lingkungan RW 05 Kelurahan Lopang Kecamatan Serang Kota Serang tersebut, panitia berhasil mengumpulkan sekitar 95 " Panjang Mulud" atau pajangan dengan nilai sembako yang berada dalam satu panjang mulud tersebut, ada yang mencapai hingga Rp1 juta.
"Yang menyerehkan Panjang Mulud itu biasanya orang mampu saja, kemudian sembako itu dibagikan kepada orang yang kurang mampu," kata Halili.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat H Ahmad Rifai mengatakan, kegiatan panjang mulud merupakan tradisi sebagian besar masyarakat Banten dalam rangka memperingati Kelahiran Nabi Muhamad SAW atau Maulid Nabi setiap tahun. Tujuannya, dengan menyerahkan hiasan panjang mulud tersebut yang sudah berisi sembako, merupakan cara yang mudah untuk bersedekah dan mengumpulkan banyak orang.
"Sejak saya lahir, kegiatan seperti ini sudah ada," kata Ahmad Rifai.
Tradisi panjang mulud, kata Rifai, merupakan kelanjutan dari puncak acara peringatan maulid nabi yang diperingati setiap tanggal 12 Robi`ul Awal setiap tahun. Adapun, rangkaian kegiatan dalam panjang mulud dimulai dzikir mulud sejak pagi, dilanjutkan dengan pembagian sembako dari panjang mulud tersebut kepada warga yang datang ke mesjid.
"Panjang Mulud" merupakan istilah bagi warga Serang untuk menyebut berbagai reflika barang seperti mesjid, hewan, kendaraan dan jenis lainnya yang terbuat dari kayu dan bambu yang dihiasi kertas warna-warni. Lalu panjang mulud yang sudah diisi sembako tersebut, diarak menuju mesjid dengan tabuhan rebana dan sebagainya sebelum akhirnya dibagikan kepada warga sekitar.
Kegiatan tersebut hampir semua dilakukan warga di mesjid-mesjid lingkungannya masing-masing sejak tanggal 1 Robi`ul Awal hingga akhir bulan tersebut.(min)
Terpopuler
1
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
2
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
3
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
4
Gus Yahya Ceritakan Awal Mula Kiai Ali Maksum Merintis Pengajian Kitab di Pesantren Krapyak
5
Hukum Gugat Cerai Suami karena Nafkah Batin
6
Hukum Khatib Tidak Berwasiat Takwa dalam Khutbah Kedua
Terkini
Lihat Semua