Warta JELANG MUKTAMAR

Pertemuan Tertutup, Langitan Dorong Gus Sholah

Selasa, 2 Maret 2010 | 04:06 WIB

Tuban, NU Online
Ratusan kiai dan habib yang tergabung dalam Forum Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) dan Habaib Se-Indonesia, menggelat pertemuan tertutup di Pondok Pesantren Langitan, Kecamatan Widang, Tuban.

Acara yang digelar Senin (1/3) itu mengambil tempat di Aula Ponpes Langitan. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai masa depan Nahdlatul Ulama (NU) yang tak lama lagi akan mengadakan muktamar yang ke-32 di Makasar.<>

Informasi yang dihimpun beritajatim.com di lapangan menyebutkan, para kiai dan habaib itu merasa gelisah atas kondisi muktamar yang telah diambang mata.

Namun, para calon-calon yang akan meramaikan bursa ketua umum dianggap kurang dapat menjaga kemurnian ahlussunah waljama’ah dan masih minim pengalaman.

Sebenarnya, pertemuan yang digelar selama kurang lebih 5 jam itu merupakan acara lanjutan dari pertemuan sebelumnya di Ponpes Lirboyo, Kediri.

Dalam pertemuan silaturrahmi itu semula tidak mengagendakan persoalan pencalonan dalam muktamar, namun lebih dari perbincangan-perbincangan antar kiai untuk mengamankan NU dari ajaran-ajaran Liberalisme, Pluralisme maupaun aliran Syi’ah.

Tetapi, akhirnya para kiai dan habaib sepakat mendorong atau meminta KH Sholahuddin Wahid untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Tanfidz PBNU periode mendatang.

Sebab, cucu pendiri NU ini dinilai layak dicalonkan para sesepuh NU. Seba, selain selain masih mengasuh ponpes, yang bersangkutan juga dinilai berpengalaman memegang kepemimpinan elemen-elemen masyarakat, serta dapat menjaga kemurnian ahlussunah waljama’ah.

"Sekarang ini, sudah saatnya NU dengan ahlussunah waljama’ahnya dikembalikan seperti semula. Jangan dikotori oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata M Zaim Ahmad Ma’shoem, juru bicara forum kepada wartawan.

Sementara itu KH Aziz Manshur menyampaikan, jika dalam muktamar kali ini kepentingan orang–orang diluar NU sangat banyak. Mereka dengan berbagai cara ingin menguasai organisasi terbesar di Indonesia ini.

"Jangan sampai mereka menguasai NU, karena bisa mengakibatkan agama rusak," terangnya.

Terpisah, KH Abdullah Faqih, pengasuh Ponpes Langitan yang juga Mustasyar NU menyampaikan, jika aliran-aliran yang berpotensi merusak NU tersebut di bantu secara pemikiran saja sudah haram, apalagi terlibat langsung dalam pekerjaan pemenanganya.

"Nanti ya keputusan ini kita sampaikan kepada muktamirin (peserta muktamar) untuk masa depan NU,” tegasnya kiai khos tersebut. (mad)