Warta

Ratusan Santri Dzikir Bersama di Makam Sunan Gunung Jati

Ahad, 27 Mei 2007 | 10:31 WIB

Cirebon, NU Online
Sekitar 800 lebih santri dan ulama se-wilayah III Cirebon melakukan Dzikir Akbar di makam Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Minggu, untuk mendoakan  Bangsa Indonesia agar terlepas dari segala bencana.

Satusan santri tersebut datang dari berbagai pesantren serta warga dari berbagai daerah yang memadati lingkungan makam Sunan Gunung Jati sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB, dan pelaksaan Dzikir Akbar  baru berlangsung satu jam kemudian.<>

KH Tamam Kamali dan  KH Jamjami pimpinan dari dua Ponpes di Babakan Ciwaringin secara bergantian mempimpin Dzikir Akbar yang berisi salawatan kepada Nabi Muhammad saw, tawasulan, dzikir, serta diakhiri dengan doa.

Gema suara dzikir membuat semua larut dalam kekhikmatan untuk mengakui kesalahan manusia dan mengagungkan Allah yang satu serta bermunajat agar Bangsa Indonesia bisa terbebas dari bencana.

Padatnya peserta Istigotsah menyebabkan tidak ada tempat yang kosong di pelataran makam itu, apalagi semua pintu menuju makam ditutup sehingga hanya pelataran saja yang digunakan untuk acara itu.

Sekitar pukul 11.00 WIB, setelah acara selesai, para santri dan warga dengan spontan menyerbu untuk berebutan menyalami sejumlah para ulama besar Cirebon yang turut hadir dalam acara tersebut seperti dua kyai pemimpin Dzikir Akbar dan kyai lainnya yaitu  KH Imran dari Gunung Jati, KH Marzuki Ahal dari Babakan Ciwaringin, KH Syech Bin Sarlim bin Yahya dari Palimanan,  KH Rizki Alkah dari Kota Cirebon dan Habib Syeh Bin Yahya dari Ponpes Jagasatru Cirebon.

Menurut Habib Abu Bakar Bin Yahya yang juga kordinator acara, kegiatan dzikir dan doa bersama ini dilakukan guna meminta ampunan kepada Yang Maha Kuasa atas segala dosa yang telah diperbuat manusia di Indonesia, dan memohon agar segala bencana dan cobaan yang melanda bangsa ini segera usai.

"Kami memohon ampunan dari segala dosa serta meminta perlindungan dari semua bencana yang melanda negeri kita ini, termasuk diantaranya bencana lumpur Lapindo yang hingga kini belum usai," katanya.

Ia menjelaskan, segala bencana yang melanda Indonesia saat ini pernah terjadi dan dicontohkan dalam Al Quran dan merupakan peringatan Allah atas segala perbuatan dosa umat manusia.

Kegiatan dzikir akbar ini tidak hanya dilakukan di makam Syeh Sunan Gunung Jati saja, namun juga dilakukan di delapan makam wali lainnya yang selama ini dikenal dengan sebutan Wali Songo, katanya. (ant/sih)