Warta

Terdesak Regulasi Baru, Petani Tembakau Harapkan Pendampingan

Sabtu, 17 September 2011 | 02:15 WIB

Jakarta, NU Online

Seiring rencana Pemerintah mengeluarkan regulasi baru terkait industri tembakau, kondisi petani komoditi tersebut diperkirakan akan semakin tersudut. Koperasi Baitul Mal Wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu (BMT UGT), Sidogiri, Pasuruan, yang anggotanya termasuk petani tembakau menyikapinya dengan menggelar diskusi, berusaha menemukan jalan keluar terbaik.

Diskusi digelar di sela rapat terbatas tingkat nasional yang dihadiri perwakilan masing-masing pengurus BMT UGT se Indonesia, Jum'at, 16 September kemarin. Muncul sejumlah dorongan agar petani tembakau diberikan pendampingan, terutama    bidang manajemen yang selama ini dinilai masih menjadi titik lemah.

"Saat peternak sapi tahun ini jatuh, anggota kami petani tembakau masih bisa bertahan, karena tembakau masih memiliki harga jual bagus di pasaran. Tapi sayang mereka masih lemah di manajemen. Saya kira kalau petani didampingi, mereka akan semakin bagus," kata KH. Nur Kholis, Ketua BMT UGT Sidogiri perwakilan Sampang, Madura. <>

Pendampingan di bidang manajemen, tambah Kholis, diyakini akan menjadikan petani lebih siap apabila regulasi baru benar-benar diterbitkan oleh Pemerintah. Meski belum tahu persis isi regulasi yang akan dikeluarkan, dari informasi yang beredar diduga akan semakin menyudutkan posisi petani. "Pendampingan penting, apalagi jika regulasi baru nanti benar menyudutkan petani," sambungnya.

Permintaan pendampingan juga disampaikan Qasim Manan, perwakilan dari BMT UGT Situbondo. Diakuinya, jika regulasi baru benar diterbitkan Pemerintah, petani cengkeh yang juga bahan dasar untuk industri rokok juga diperkirakan akan tersudut, sehingga juga meminta pendampingan diberikan dengan porsi yang sama.

"Petani cengkeh saat ini sedang mengalami produksi yang baik, itu harus dipertahankan. Tapi jika Pemerintah benar mengeluarkan regulasi baru mungkin kondisinya akan berbeda, dan itu harus dipikir bersama untuk mengatasinya, termasuk memberikan pendampingan," tegas Qasim.

Menanggapi permasalahan petani yang sebagian besar merupakan Nahdliyin tersebut, Pengurus BMT UGT mengaku akan berusaha mencarikan solusi terbaik, termasuk dengan merealisasikan adanya pencampingan di bidang manajemen. Untuk tahap awal akan dilakukan inventarisir permasalahan, agar bisa dengan mudah dipilah bantuan yang akan diberikan.

"Sebenarnya tingkat kreatifitas masyarakat petani sudah tinggi, tugas kita adalah memperkuat managemen termasuk strategi pemasaran," ujar Saiful Nadji, Sekretaris BMT UGT Sidogiri.

Saiful juga berencana menyampaikan permasalahan petani Nahdliyin tersebut ke Lembaga Perekonomian PBNU, dan berharap ada bantuan nyata atas harapan pendampingan di bidang manajemen.

Redaktur        : Emha Nabil Haroen
Kontributor    : Samsul Hadi