Warta SETENGAH ABAD LESBUMI

Tonggak Film Nasional, Lahir dari Tokoh Lesbumi

Sabtu, 31 Maret 2012 | 07:40 WIB

Jakarta, NU Online
Tanggal 30 Maret yang ditetapkan sebagai hari film nasional diambil dari film tokoh Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU, yaitu Usmar Ismail. “Kita sangat terhormat sekali, filmnya Usmar Ismail, Darah dan Doa, jadi tonggak film nasional.”

Demikian ditegaskan Wasekjen PBNU Abdul Mun’im DZ pada hajatan sastrawan dan budayawan bertajuk “Menggerakkan Tradisi” di kantor redaksi NU Online, gedung PBNU, Jakrta, Rabu, (28/3). Hajatan itu dalam rangka peringatan hari lahir ke-50 Lesbumi, yang didirikan tahun 1962.
<>
Menurut Abdul Mun’im, Usmar Ismail terkenal menyelamatkan karakter bangsa Indonesia karena film-filmnya mampu menghadang film impor yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

“Waktu itu, 95 persen film Indonesia berasal dari asing. Begitu ada Lesbumi, tinggal 40 persen. Dan terakhir, sampai 25 persen yang impor. Kemudian diisi oleh film-film Lesbumi itu, dan film-film lain yang nasional,” tambah Abdul Mun’im.

Abdul Mun’im menambahkan, Lesbumi  berjalan dengan baik karena mendapat dukungan politik, moral spiritual dari ulama-ulam besar, “Mereka itu ada penjamin keamanan, politik dan spiritual kebudayaan NU, yaitu KH Wahab Hasbullah dan Idham Khalid.

Karena itulah, mereka percaya diri berkarya. Orang-orang yang sebelumnya besar itu menjadi semakin besar ketika di NU, “Kemudian mereka menghimpun seniman lain; seni sastra, seni lukis, seni musik, kemudian mereka menegakkan citra Islam Indonesia, Islam yang toleran, moderat, rileks, sebab waktu itu isu liberalisasi sangat luar biasa,” pungkasnya.

Hadir pada kesempatan itu, novelis asal Banyumas Ahmad Tohari, H. Masduki Baidlawi, Prof Machasin, dan sekira 20-an seniman dan budayawan NU dari berbagai daerah.



Redaktur: Mukafi Niam
Penulis  : Abdullah Alawi