Chotibul Umam Wiranu, kandidat Ketua Umum PP GP Ansor menegaskan agar pengkaderan GP Ansor dilakukan secara reguler khususnya di kawasan Timur Indonesia. Itulah inti dari organisasi kepemudaan. Karena itu seluruh program GP Ansor harus sejalan dan bekerjasama dengan NU. Yang terpenting lagi, tidak boleh terjadi lagi pengurus GP Ansor membangkang, melawan kepada NU di semua tingkatan manapun.
“Sebagai organisasi kepemudaan NU, seharusnya GP Ansor menghormati dan ta'dzim kepada NU, para kiai dan ulama NU di semua tingkatan. Dan, GP Ansor di Sulsel khususnya harus menjadi lokomotif kemajuan GP Ansor di wilayah Timur Indonesia,”tandas Chotibul Umam Wiranu pada wartawan di Jakarta, pada Ahad (5/12) seusai menggelar silaturahmi dengan Pengurus Wilayah (PW) GP Ansor di Makasar, Sulsel pada Sabtu (4/12) malam.<>
Menurut Umam, Sulsel yang memiliki beragam tradisi lokal, membuat GP Ansor harus mampu memadukan nilai-nilai Islam dan kultural dengan tradisi yang ada. Dengan sejarah kebesaran kerajaan Islam Gowa, hendaknya sejarah itu bisa dijadikan inspirasi, iktibar bagi perjuangan GP Ansor dalam berdakwah serta bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam membangun Sulsel di masa depan.
Yang pasti lanjut Umam, GP Ansor tidak bisa melepaskan jati dirinya sebagai ormas keagamaan yang bergerak di bidang dakwah dan kemajuan GP Ansor di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, GP Ansor juga harus menyiapkan kader-kadernya melalui sejumlah pelatihan-pelatihan pada berbagai bidang yang dibutuhkan masyarakat kini, dan mendatang.
Misalnya tentang interpreneurship-kewirausahaan, politik anggaran, pelatihan bela negara (yang bisa dikerjasamakan dengan TNI) di berbagai wilayah Indonesia, agar ada warga yang secara mental menyiapkan diri sebagai pejuang-pejuang pembela bangsa. “Ingat, prinsip-prinsip perjuangan NU adalah mengedepankan Islam yang moderat (tawassuth), toleransi (tasamuh), keadilan (al-Adalah), mencintai tanah air bagian dari iman (hubbul wathon minal iman), dan menjadikan Islam sebagai rahmatan lilalamin,”ungkap Umam mengingatkan.
Dengan demikian, Indonesia membutuhkan generasi muda seperti GP Ansor dalam membangun bangsa. Di mana GP Ansor juga bertanggung jawab terhadap utuhnya NKRI kini dan di masa depan. Karena itu, pengkaderan GP Ansor harus secara reguler dilakukan khususnya di kawasan Indonesia Timur. “Sehingga ke depan harus ada desentralisasi program dan kegiatan PP GP Ansor yang dilaksanakan dan ditempatkan pelaksanaannya di kota-kota lain di kawasan Timur Indonesia,”tutur anggota DPR RI Fraksi Demokrat ini.
Kongres XIV GP Ansor yang semula akan dilaksanakan pada 23-27 Desember di Asrama Haji, Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, ditunda pada Januari 2011.(amf)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar Ungkap Dua Pusaka Keramat yang Harus Dipegang Teguh Pengurus dan Warga NU
2
Sedekah Maulid saat Utang Belum Terbayar: Bagaimana Hukumnya?
3
Ketua PBNU Minta Kurikulum Aswaja Nahdlatul Ulama Segera Diluncurkan untuk Luruskan Sejarah NU
4
Wisuda 531 Mahasiswa, Rektor IIQ Ingatkan Pentingnya Miliki Kepekaan Sosial yang Tinggi
5
LFNU Jakarta Ungkap Fenomena Ekuinoks pada Ahad esok, Momen Tepat untuk Deteksi Arah Mata Angin
6
Kasus Kekerasan Didominasi Rumah Tangga, Jumlahnya Capai 11 Ribu Kasus di Tahun 2024
Terkini
Lihat Semua