Warta

Warga Non-Muslim Minati Keuangan Syariah

Jumat, 23 November 2007 | 00:53 WIB

Kairo, NU Online
Laju pertumbuhan keuangan syariah terutama perbankan syariah di tingkat global tak perlu diragukan lagi. Sistem keuangan Islam ini bukan hanya diminati kalangan Muslim sendiri, namun juga banyak menyedot perhatian warga non-Muslim. Apa buktinya?

Kepada harian terkemuka New York Times, seorang non-Muslim berkebangsaan Malaysia, Kamis (22/11), menuturkan bahwa sistem perbankan syariah lebih baik dari pada sistem perbankan tradisional (konvensional).<>

"Istilah (keuangan syariah) ini lebih baik dari pada pinjaman-pinjaman konvensional," terang David Ong-Yeoh.

Pengakuan pria berusia berusia 41 tahun itu berdasarkan pengalaman saat ia meminjam uang dari sebuah institusi keuangan Islam untuk pembangunan rumahnya.

"Ini hanya memanfaatkan sistem (keuangan syariah)," katanya.

Hal senada juga diungkapkan seorang pengacara yang beragama Budha, E-lene Kee, yang menganjurkan para klien untuk menggunakan keuangan syariah guna membiayai pembangunan sejumlah proyek.

Seperti dilansir sumber Islamonline.net, E-lene mengatakan bahwa di Kuwait Finance House, sebesar 40 persen depositornya adalah warga berkebangsaan Malaysia dan 60 persen peminjamnya adalah warga non-Muslim.

Keuangan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan untuk memungut maupun meminjam dengan bunga (riba).

Selain itu, keuangan syariah juga melarang investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, misalnya usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media pornografi, dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Tumbuh Pesat

Keuangan Islam sudah menjadi satu di antara sektor-sektor yang tumbuh paling pesat dalam industri keuangan dunia.

Hang Seng Bank, misalnya. Bank terbesar kedua di Honggkong ini dan merupakan subsider bank raksasa dunia, HSBC, Kamis kemarin, meluncurkan Hang Seng Islamic China Index Fund, sebagai bank syariah pertama di Hongkong.

Di antara institusi perbankan internasional selain Hang Seng yang sudah menawarkan sistem keuangan syariah, di antaranya adalah Citigroup, HSBC, dan Deutsche Bank.

Akhir-akhir ini, sudah ada hampir 300 bank dan lembaga keuangan Islam di seluruh dunia yang memiliki aset yang ditaksir akan tumbuh hingga 1 triliun dolar AS tahun 2013 nanti.

Di Asia Tenggara, setidaknya Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura yang sudah lebih dulu mempromosikan sistem keuangan syariah. Sementara di Timur Tengah, ada Arab Saudi, Maroko, dan Tunisia.

Geliat kian suburnya sistem keuangan syariah juga sudah dirasakan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

"Pada tiga hingga lima tahun ke depan, anda akan melihat bank-bank Islam hadir di Australia, China, Jepang, dan negara-negara lain di dunia," kata Direktur Operasi Kuwait Finance House yang berlokasi di Malaysia, Khawaja Mohammed Salman Younis. (dar)