Warta JELANG MUKTAMAR

Warga NU Alumni UGM Keluarkan Petisi Kepemimpinan NU

Kamis, 1 Oktober 2009 | 06:33 WIB

Jakarta, NU Online
Muktamar NU yang ke 32 di Makassar Januari 2010 merupakan moment penting bagi NU untuk menentukan perubahan dalam tubuh NU. Untuk itu, setelah melakukan konsolidasi baik secara langsung maupun via online, maka kami warga NU alumni Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari berbagai profesi pekerjaan, aktif di berbagai organisasi sosial, serta berada di dalam negeri maupun luar negeri, dengan ini menyatakan serta menyerukan kepada pihak-pihak yang terkait untuk:

1. Memilih ketua PBNU baik tanfidiyah maupun syuriyah, yang tidak akan melibatkan NU dalam kepentingan politik sesaat di Indonesia.<>

2. Memilih Ketua tanfidiyah maupun syuriyah yang punya komitmen untuk memperjuangkan perubahan bagi orang-orang mustad’afiin seperti, petani, nelayan, buruh dan seterusnya merupakan mayoritas kaum NU itu sendiri.

3. Memilih Pemimpin NU bukan orang yang berpaham kapitalisme liberal, sebab bagi kami liberalisasi ekonomi merupakan ancaman serius bagi warga nahdliyin yang secara mayoritas adalah orang miskin.

4. Memilih Pemimpin NU yang mampu mengawal ideologi ahlussunnah wal jamaah dari ancaman berbagai ideologi trans-national dan mengarah pada kekerasan dalam beragama

5. Memilih pemimpin NU yang mampu menekan pemerintah ataupun pihak terkait untuk menyelesaikan masalah luapan lumpur Lapindo Sidoarjo di mana kaum nahdliyin merupakan mayoritas korban.

6. Memilih pemimpin NU yang berpikir kritis transformatif dan membuka ruang seluas-luasnya pada ide-ide baru dari kalangan muda dan mampu menjaga NU sebagai organisasi Islam yang moderat dan toleran.

7. Memilih pemimpin NU yang akan tetap mengusung paham al-muhaafadzatun alaa al-qodiimi asholiih, wa-lahdu bi al-jadidi al-aslah

8. Memilih pemimpin NU yang independen dan tidak tergantung pada kelompok pemodal manapun sehingga mampu mengembalikan NU menjadi organisasi yang mandiri dan kuat.

9. Memilih pemimpin NU yang mampu menjadikan NU sebagai gerakan sosial yang dapat dirasakan manfaatnya bagi kaum nahdliyin maupun masyarakat secara lebih luas

Demikian aspirasi dan harapan kami sebagai warga NU, apa yang dituangkan di sini merupakan bagian dari kecintaan kami pada Nahdlatul Ulama. Semoga segala niat dan usaha yang kami lakukan ini dapat terwujud dan NU benar-benar menjadi organisasi sosial keagamaan mampu memberi manfaat sebesar-besarnya bagi agama, negara, bangsa dan dunia.

Wallahul muwafiq illaa aqwaami at-thoriiq

Kami Warga NU alumni UGM
1. Achmad Munjid (Akademisi, Philadelphia USA)
2. Achmad Mustofa (Pengusaha, Jakarta)
3. Aditya Pranomo (PNS, Jogjakarta)
4. Ahmad Gelora (Pengusaha, Kediri)
5. Ahmad Nur Khoiron (Jakarta, Peneliti)
6. Alfisyah (Akademisi, Banjarmasin)
7. Anas Makruf (PNS, Jakarta)
8. Anwar Khumaini (Jurnalis, Jakarta)
9. Ari Ujianto (Pekerja Sosial, Jakarta)
10. Bosman Batubara (Aktivis, Porong Sidoarjo)
11. Donna Ramhawati (Peneliti, Makasar)
12. Emma Rahmawati (Pekerja NGO, Jogjakarta)
13. Fahrizal Yusuf Afandi (Akademisi, Belgia)
14. Farid Assifa (Jurnalis, TasikMalaya)
15. Hadziqotul Aulawiyah (Buruh, Jogjakarta)
16. Heru Prasetia (Peneliti, Jogjakarta)
17. Indi Ainullah (Akademisi, Yogyakarta)
18. Isti Wiyono (Aktivis, Jakarta)
19. Kholid Syaerozy (Akademisi, Jakarta)
20. Laila Alfirdaus (Akademisi, Semarang)
21. Listiyono Santoso, (Akademisi, Surabaya)
22. Loubna Dzakiah (Ibu rumah tangga, Argentina)
23. Lukma nul Hakim (Akademisi, Jogjakarta)
24. Lutfi Makhasin Fauzie ( Akademisi, Australia)
25. Miftachul Munif (orang kecil, Gresik)
26. Mohamad Wayudin (Peneliti, Jogjakarta)
27. Mohammad Tohadi (Advokat, Jakarta)
28. Mohammad Uzair Fauzan (Aktivis, Jepara)
29. Muhammad Danyal (Pengusaha, Pati)
30. Muhammad Syaiful Rohman (Pegiat Kebudayaan, Jogjakarta)
31. Rachmat Gustomy (Penguasaha, Jakarta)
32. Ratna Mustika Sari (Aktivis Perempuan, Jogjakarta)
33. Rika Iffati (Penerjemah, Jogjakarta)
34.. Riza Hanafi, (Akademisi, Australia)
35. Ryan Sugiarto (Penulis, Jakarta)
36. Saiful Hakam (Akademisi, Jogjakarta)
37. Shofa Laila (Ibu Rumah Tangga, Jakarta)
38. Shohib Masyukur (Jurnalis, Jakarta)
39. Sholahuddin (Orang biasa, Tanggerang)
40. Sigit Giri Wibowo, (Pekerja NGO, Tangerang)
41. Siti Malaeha Dewi (Akademisi, Kudus)
42. Siti Muarifah (Guru, Gresik)
43. Slamet Abdul Qohar (Pengacara, Jakarta)
44. Slamet Thohari (Akademisi, Hawaii USA)
45. Sobirin (Peneliti, Pati) 46. Sumedi MP (Blogger, Jakarta)
47. Suratno (Akademisi, Jakarta)
48. Syahrul Mawardi (Aktivis, Bandung)
49.. Syamsul Maarif Mujiharto (Akademisi, Jogjakarta)
50. Wahyudi Djafar (Peneliti Masalah Konstitusi, Jakarta)