Daerah

78 Persen Pelajar Pati Nilai Pembelajaran Daring Kurang Efektif

Jumat, 5 Juni 2020 | 13:30 WIB

78 Persen Pelajar Pati Nilai Pembelajaran Daring Kurang Efektif

Survei tentang potret realitas pendidikan di Kabupaten Pati di tengah pandemi Covid-19 juga mengungkapkan 44,4 persen pelajar di Kabupaten Pati belum mendapatkan dukungan pembelajaran daring.

Pati, NU Online

Mayoritas pelajar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah menilai pembelajaran secara daring kurang efektif. Hasil survei yang diadakan PC IPNU Kabupaten Pati, angkanya mencapai 78,7 persen. Sementara, yang menjawab efektif 10,8 persen; 10,8 persen tidak efektif; dan 1,2 persen mengaku tidak tahu.

 

"Dengan demikian, dalam kondisi saat ini pelajar menginginkan guru memberikan pelajaran yang kreatif, dan dapat menyesuaikan kondisi fasilitas pendidikan pelajar, seperti jaringan internet yang lemah di beberapa daerah di Kabupaten Pati," kata Suharsono, Direktur Badan Student Research Center (BSRC) PC IPNU Pati.

 

Survei tentang potret realitas pendidikan di Kabupaten Pati di tengah pandemi Covid-19 juga mengungkapkan 44,4 persen pelajar di Kabupaten Pati belum mendapatkan dukungan pembelajaran daring.

 

Survei ini melibatkan 249 pelajar dari 21 kecamatan di Kabupaten Pati. Periode pengambilan data dilaksanakan pada 1 Juni sampai dengan 3 Juni 2020 dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. 

 

"Hasil survei menunjukkan 44,4 persen pelajar di Kabupaten Pati belum mendapatkan dukungan pembelajaran daring dari sekolah tempat mereka belajar. Padahal, mereka diwajibkan untuk mengikuti pembelajaran melalui internet," ujar Suhasono.

 

Suharsono mengatakan, survei ini mengacu pada Surat Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayan Nomor 302/E.E2/KR/2020 tentang masa belajar penyelenggaraan program pendidikan.

 

Di samping itu, survei ini juga mengacu pada Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengganti metode belajar di sekolah dengan belajar dari rumah.

 

Menurut dia, dalam survei ditanyakan perihal fasilitas pembelajaran daring yang diberikan pihak sekolah. Hasilnya, data menunjukkan mereka yang menjawab tidak memadai berjumlah 46,2 persen, sedangkan sisanya 54,2 persen menjawab fasilitas sudah memadai.

 

Hasil survei BSRC PC IPNU Pati juga menunjukkan 53,4 persen pelajar di Kabupaten Pati setuju dengan penghapusan Ujian Nasional (UN) maupun Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Sementara, yang menjawab tidak setuju sebanyak 39,8 persen, dan sisanya 15,51 persen menjawab tidak tahu.

 

"Angka ini menunjukkan mayoritas pelajar di Kabupaten Pati menginginkan metode baru dalam menyelesaikan ujian akhir sekolah berstandar nasional," ucap Suharsono.

 

Sementara itu, Ketua PC IPNU Pati, Mohammad Salman berharap survei ini bisa menjadi referensi khususnya Pemerintah Kabupaten Pati dan Pemerintah Pusat pada umumnya dalam mengeluarkan kebijakan pendidikan di kabupaten.

 

"Kami berharap stakeholder pendidikan mulai dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, pimpinan sekolah negeri ataupun swasta, dan para guru dapat memformulasikan metode belajar dari rumah yang efektif dan kreatif," ujarnya.

 

Melalui hasil survei ini, menurut Salman, PC IPNU Pati mengapresiasi kinerja Pemerintah Kabupaten, dalam menangani penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia. "Namun, kami juga menginginkan hak kami untuk mendapatkan pelajaran melaui metode belajar yang efektif," ujarnya.

 

Editor: Kendi Setiawan