Jakarta, NU Online
Indana Badiah berhasil menyabet terbaik kedua ajang lomba tilawah internasional yang diselenggarakan oleh Iqra Network Amerika Serikat. Kabar itu diumumkan secara resmi melalui akun media sosial lembaga tersebut pada Kamis (28/5).
Indana mengaku sangat bersyukur dapat meraih prestasi yang tak pernah diduganya. "Alhamdulillah, bungah hati saya dan sangat bersyukur pada Allah SWT. Semoga bisa barokah manfaat derajat lahir batin dunia akhirat," katanya kepada NU Online, Jumat (29/5).
Kader Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumberrejo, Manyar, Gresik, Jawa Timur itu berhasil menyisihkan ribuan peserta lain dari seluruh penjuru dunia. Tercatat, ada sekitar 8.000 peserta yang mengikuti perlombaan tersebut. Dari total peserta yang terdaftar, diseleksi menjadi 50 peserta yang dibagi ke dalam lima kelompok. Indana masuk kelompok ketiga dengan jumlah peserta terbanyak, yakni 18 orang.
Berbeda dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang digelar seperti biasanya di Indonesia, perlombaan tersebut digelar secara virtual. Para peserta mengirimkan videonya ke panitia.
Pengumuman seleksi memakan waktu yang cukup lama mengingat pesertanya yang mencapai ribuan. Indiana mengaku hampir putus asa karena lebih dari seminggu tidak mendapatkan kabar yang diharapkan. Namun, tak berselang lama, rekannya mengabari bahwa ia menjadi bagian dari 50 finalis.
Di tahap inilah, ia berhadapan langsung dengan sang juri melalui aplikasi pertemuan virtual. Setelah menyepakati pertemuan virtual tersebut, ia tak menyangka bakal seperti ujian. Pasalnya, ia tidak membaca Al-Qur’an dengan dilagu, melainkan membacanya secara tartil. Di samping itu, sang juri, Syekh Muhammad Ashraf menyerbunya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar tajwid, berbahasa Inggris pula.
"Ternyata baca tartil dengan tiga maqro dari undian yang disediakan. Lalu diberi pertanyaan tentang tajwid buanyak sekali. Jadi seperti munaqosah. Saya kaget dan tidak belajar. Spontan inget memori ketika ngaji TPQ," kata mahasiswi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Qomaruddin, Bungah, Gresik itu.
Pada tahap akhir, santri Pondok Pesantren Nurul Quran Al-Istiqomah, Bungah, Gresik, Jawa Timur itu diminta mengirimkan video identitas dirinya beserta gurunya. Hal itu juga ditambahi dengan cerita sang ibu mengenai perjalanan anaknya belajar Al-Qur’an.
"Kemudian babak akhir kirim video identitas saya, nama, asal negara, dan nama guru. Juga video ibu saya menceritakan perjalanan saya belajar tilawah dengan bahasa Inggris. Sungguh perjuangan yang tidak mudah," ujar dara yang menyukai nagham Jiharkah dan Nahawand itu.
Sementara itu, terbaik pertama pada grup tiga diraih oleh Fadilah Marsum Abbas yang juga dari Indonesia dan terbaik ketiga diraih oleh Mohammed Habib Tayyab Marso dari Amerika Serikat.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan