Pringsewu, NU Online
Sihir merupakan perbuatan yang dilakukan seseorang untuk mencelakakan orang lain dengan meminta pertolongan kepada setan. Praktik sihir sudah berlangsung ribuan tahun lalu yang biasanya dilakukan karena kebencian dan sakit hati. Lalu, bagaimana terhindar dari sihir ini?.
Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Sujadi memberikan ijazah yang bisa diamalkan agar terhindar dari sihir yang dikirimkan orang lain untuk mencelakakan kita. Amalan yang dilakukan pada malam hari ini diijazahkan dari gurunya, KH Muntaha Kalibeber, Wonosobo dari Kiai Dimiyati Kaliwiro, dan Kiai Dimiyati Kalilawang.
Amalan terhindar dari sihir ini adalah dengan membaca Ayat Kursi yakni Surat Al Baqarah ayat 255 di luar ruangan. Pertama dengan menghadap arah barat dibaca tujuh kali, menghadap arah selatan dibaca tujuh kali, menghadap arah timur dibaca tujuh kali, menghadap arah utara dibaca tujuh kali, dan menghadap arah barat kembali dibaca tujuh kali.
Kemudian ditambah menghadap arah atas dibaca tujuh kali dan ke arah bawah dibaca tujuh kali. “Sampai ayat ‘wa laa yauuduhuu khifduhumaa’ diulang tujuh kali,” jelas pengasuh Pesantren Nurul Ummah Pagelaran ini saat memberikan kajian Tafsir Qur’an Kitab Jalalain, Kamis (1/7).
“Dengan mengamalkan ijazah ini, Insyaallah kita diberi perlindungan dari sihir, gangguan setan dan iblis yang menggoda. Apa saja sihir yang dikirimkan untuk mencelakakan kita akan dibalikkan kepada siapa saja yang ingin berbuat jahat kepada kita,” tambahnya.
Amalan ini dilakukan pada malam hari karena memang menjadi waktu yang spesial. Pada malam hari, doa seorang hamba akan diamini para malaikat karena Allah menurunkan satu rombongan malaikat yang bernama Malaikat Safar.
Rombongan malaikat ini bertugas mencari hamba Allah yang sedang beribadah, berdoa meminta maaf, mencari hamba yang sedang bertasbih, melaksanakan shalat malam, dan berdzikir pada Allah. “Semua amalan ini akan dilaporkan pada Allah SWT,” tambahnya.
Oleh karenanya, Kiai Sujadi menambahkan bahwa waktu malam juga menjadi waktu yang sangat indah untuk bercengkrama dengan Allah, Nabi Muhammad dan para wali kekasih Allah.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR