Ansor Pasaman Barat Gelar Seminar Nasional Moderasi Beragama, Perbedaan Jadikan Kekuatan
Kamis, 11 November 2021 | 03:00 WIB
Seminar Nasional Moderasi Beragama Dalam Keberagaman Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pasaman Barat, Rabu (10/11/2021). (Foto: Armaidi Tanjung)
Pasaman Barat, NU Online
Di tengah lesunya gerakan organisasi kepemudaan Islam di Kabupaten Pasaman Barat, Gerakan Pemuda Ansor ternyata tetap eksis melakukan berbagai kegiatan keagamaan, kepemudaan dan kehidupan berbangsa bernegara.
Demikian diungkapkan Staf Ahli Bupati Pasaman Barat Andrianto pada pembukaan Seminar Nasional Moderasi Beragama Dalam Keberagaman yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pasaman Barat, Rabu (10/11/2021) di aula STAI Yaptis, Simpang Empat Pasaman Barat. Tampil sebagai narasumber Ketua PW GP Ansor Sumbar Dr. Rahmat Tuanku Sulaiman dan Kepala Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat Muhammad Nur. Hadir Ketua STAI YAPTIS Mita Fitra dan Ketua PC GP Ansor Pasaman Suilman.
Menurut Andrianto apa yang dilakukan Ansor Pasaman Barat patut diapresiasi karena sudah mampu memperkuat peningkatan pemahaman moderasi beragama di Pasaman Barat. Ansor juga memiliki potensi yang besar untuk berbuat kebaikan memajukan Kabupaten Pasaman Barat.
"Pasaman Barat ini ibarat Indonesia mini yang memiliki banyak perbedaan. Baik perbedaan agama, suku maupun bahasa. Namun perbedaan itu tetap terjaga dengan baik sehingga memberikan ketentraman dalam masyarakat. Perbedaan tersebut bukan berarti menjadi kelemahan, namun perbedaan itu sebuah kekuatan dalam membangun masyarakat dan memajukan Pasaman Barat," kata Andrianto.
Dikatakan Andrianto, muncul moderasi beragama sesuai dengan kebutuhan kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama. Sekarang ini muncul pemahaman keagamaan yang radikal, ekstrem, saling menyalahkan pihak lain yang tidak sepaham dengan mereka. Sehingga untuk mencegah dan mengantisipasi pemahaman tersebut dibutuhkan moderasi beragama.
"Seperti munculnya lembaga negara KPK, karena masalah korupsi yang sudah mengganggu negara, ada lagi Densus 88 yang muncul karena makin banyaknya kelompok ekstrim dan teroris. Ketika muncul pemahaman yang bisa mengancam keutuhan NKRI, terjadi benturan pemahaman yang akan menimbulkan kegaduhan, maka negara harus hadir. Salah satunya dengan moderasi beragama," kata Andrianto.
Ketua PW GP Ansor Sumbar Rahmat Tuanku Sulaiman menyebutkan, moderasi beragama sangat penting bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama di Indonesia. Karena bangsa Indonesia yang beragam agama, suku bangsa, bahasa, ras dan tersebar di ribuan pulau. Sehingga menimbulkan perbedaan satu sama lain. Namun perbedaan itu bukan berarti harus dibeda-bedakan sebagai warga negara. Posisi setiap warga Negara Indonesia adalah sama, baik dari sisi hukum, sosial, ekonomi maupun yang lainnya.
"Setidaknya ada empat indicator dari moderasi beragama yang harus terus dibangun. Yakni komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal," tutur Rahmat pengasuh Pesantren Bustanul Yaqin Punggung Kasiak Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.
Kontributor: Armaidi Tanjung
Editor: Kendi Setiawan