Daerah

Barito Utara Peringati Maulid dengan Baayun Maulid

Kamis, 24 Desember 2015 | 22:00 WIB

Muara Teweh, NU Online
Panitia Peringatan Hari Besar Islam Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggelar tradisi Baayun Maulid untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
<>
Sebanyak 51 bayi dan anak disertakan dalam acara Baayun Maulid yang digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kamis.

"Peserta baayun atau batuyang tahun ini meningkat, sebelumnya hanya 25 anak," kata Ketua Panitia Hari-Hari Besar Islam Barito Utara Yaser Arapat di Masjid Jami Muara Teweh. 

Ia menuturkan, tradisi tahunan mengayunkan anak pada bulan Maulud ditujukan untuk mendoakan anak agar menjadi anak sehat yang mengikuti tauladan Nabi Muhammad SAW.
Pada saat bayi atau anak bahkan orang dewasa yang mengikuti 

Dalam tradisi baayun, bayi dan anak diayun sambil dibacakan shalawat dan syair yang mengagungkan akhlakul karimah Nabi yang menjadi tuntunan bagi umat Islam.

Bupati Barito Utara Nadalsyah dan istrinya melakukan tradisi tampung tawar kepada anak-anak yang batuyang di masjid itu.

Tampung tawar dipercaya warga dapat menghidarkan anak-anak dari sakit serta gangguan mahkluk halus.

"Harapannya agar para balita saat dewasa nanti mengikuti akhlak Nabi Muhammad SAW dan mendapat berkah dari Allah SWT," kata Nadalsyah.

Tradisi Baayun Maulud atau Baayun Maulid dalam masyarakat Suku Banjar di Kalimantan merupakan bagian dari rangkaian upacara daur hidup yang meliputi kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak menjelang dewasa, perkawinan dan kematian.

Tradisi baayun untuk anak-anak usia nol sampai lima tahun sebenarnya sudah ada sebelum Islam menyebar di tanah Banjar.

Upacara baayun yang merupakan asimilasi budaya urang Banjar yang didasarkan pada ajaran Keharingan dan agama Islam kini digelar setiap peringatan Maulid nabi. 

Dalam tradisi baayun, anak-anak secara massal diayun dengan iringan bacaan doa dan salawat.

Pesan Maulid

Bupati Nadalsyah mengatakan Rasulullah SAW hadir di muka Bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia, agar bertaqwa kepada Allah SWT serta berlaku baik kepada sesama manusia dan mahluk-mahluk ciptaan-nya. 

"Dengan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW dan Allah SWT yang semakin dalam, Insya Allah hidup kita berakhir dengan khusnul khotimah (akhir yang baik)," kata Bupati.

"Kita utamakan hidup ini untuk meraih khusnul khotimah dengan amalan saleh dan istiqomah hingga ajal datang menjemput," katanya.

Ia mengatakan peringatan Maulid Nabi hendaknya menjadi momentum untuk menguatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. 

"Dengan perbuatan nyata yang mencerminkan kecintaan itu," ujarnya. (Antara/Mukafi Niam)


Terkait