Bencana Alam Porak-Porandakan Sukabumi: Puluhan Kecamatan dan Ratusan Jiwa Terdampak
Sabtu, 7 Desember 2024 | 11:00 WIB
Bencana alam di Sukabumi yang memorak-porandakan puluhan kecamatan dengan ratusan jiwa terdampak. (Foto: NU Online/Amus)
Sukabumi, NU Online
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilanda berbagai macam bencana alam selama hampir satu pekan. Bencana itu mulai dari banjir bandang, tanah longsor, hingga pergerakan tanah.
Bencana yang dipicu karena cuaca ekstrem yakni hujan deras dengan intensitas tinggi selama dia hari berturut-turut ini telah memorak-porandakan Sukabumi hingga puluhan kecamatan terdampak.
Bencana ini mengakibatkan ratusan rumah warga, bangunan fasilitas umum yang tersebar di puluhan kecamatan rusak, enam titik jalan utama milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat putus. Bahkan sampai merenggut korban jiwa, baik yang sudah ditemukan maupun yang masih dalam pencarian.
Atas peristiwa ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana. Ketetapan ini disampaikan Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman melalui konferensi pers di Gedung Negara Pendopo Sukabumi, Rabu (4/12/2024) malam.
“Status tanggap darurat sudah ditetapkan hari ini dan posko bencana juga sudah didirikan di Pendopo Pelabuhanratu. Status ini berlaku selama tujuh hari, dimulai hari ini (Rabu),” kata Ade Suryaman.
Dalam catatannya, Ade menyebut bahwa sebanyak 22 kecamatan, termasuk 103 Kepala Keluarga (KK) dan 243 jiwa terdampak. Sebanyak 46 KK dan 93 jiwa di antaranya mengungsi akibat pergeseran tanah di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, korban dari bencana tersebut masih kemungkinan bertambah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Jawa Barat, Anne Heramdianne Adnan mengatakan, pihaknya baru memperoleh informasi data korban pada hari ketiga bencana.
“Memasuki hari ketiga pascabencana alam ini, kami baru mendapatkan laporan korban bencana yang meninggal dunia itu, ada lima orang,” kata Anne kepada awak media, pada Jumat (6/12/2024).
“Keempat korban asal Kecamatan Simpenan itu, semuanya ditemukan meninggal dunia akibat longsor. Sementara untuk warga Kampung Ciemas, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas bernama Dadang (65) meninggal dunia akibat terbawa arus banjir,” paparnya.
BPBD Provinsi Jawa Barat juga mencatat, terdapat enam korban jiwa belum ditemukan dan satu di antaranya ditemukan sebagian anggota tubuhnya.
“Jadi, jumlah total korban bencana alam itu, ada 12 orang, lima di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan jasadnya sudah ditemukan. Sementara tujuh korban lainnya belum ditemukan jasadnya,” jelas Anne.
Merespons bencana alam itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan meminta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menerapkan operasi modifikasi cuaca.
“Penerapan operasi modifikasi cuaca ini, dilakukan untuk mengurangi intensitas cuaca di wilayah terdampak bencana,” kata Kepala BNBP Suharyanto kepada awak media, saat mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meninjau pengungsian penyintas bencana pergerakan tanah di Cikembar, pada Jumat (6/12/2024) kemarin.