Dikukuhkan Jadi Guru Besar Pertama di Unugiri, Prof Sri Minarti Sampaikan Implementasi Kepemimpinan Profetik Etis
Rabu, 8 Januari 2025 | 18:45 WIB
Prof Sri Minarti saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Pengukuhan Guru Besar Unugiri, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Rabu (8/1/2025). (Foto: dok. Unugiri)
Bojonegoro, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) secara resmi mengukuhkan Sri Minarti sebagai Guru Besar Unugiri Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam, di Auditorium Hasyim Asyari, lantai III Unugiri, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Rabu (8/1/2025).
Pengukuhan Prof Sri Minarti sebagai Guru Besar Pertama di Unugiri ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 038984/MA/KP.07.6/09/2024 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen.
"Terhitung mulai 1 Januari 2024 dinaikkan jabatannya menjadi Profesor/Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam dengan Angka Kredit sebesar 850 Kumulatif, demikian bunyi SK yang dikutip NU Online.
Baca Juga
Peran Profetik Agama
Dalam perjalannya mengabdi selama 35 tahun di Unugiri, perempuan kelahiran Dukuhan Kedewan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro ini pernah menjadi narasumber pada 43 seminar, memiliki 41 artikel publikasi ilmiah, dan menerbitkan 17 buku.
Di momen pengukuhan ini, Prof Sri menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Model Kepemimpinan Profetik Etis di Era Disrupsi Pendidikan.
Prof Sri mengatakan bahwa Manajemen Pendidikan Islam (MPI) sudah diimplementasikan sejak zaman Nabi Muhammad sebagai top pemimpin dan manajer yang diakui oleh dunia. Kepemimpinan moral dinilainya mampu terus memacu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien.
Ia menjelaskan, model kepemimpinan profetik etis yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad masih relevan bila diterapkan saat ini.
Baca Juga
Membumikan Kepemimpinan Profetik
Menurutnya, kepemimpinan profetik etis merupakan sikap pemimpin yang mengedepankan moralitas serta terintegrasi dengan perilakunya.
"Gaya kepemimpinan profetik sangat kental dengan visi kemanusiaan dan juga visi ketuhanan yang direpresentasikan melalui sikap sosok khalifah atau pemimpin dan hamba pada setiap aspek organisasi," ujarnya.
Kepemimpinan profetik, kata Prof Sri, merupakan gaya kepemimpinan yang menerapkan nilai-nilai kenabian (profetik) serta ingin mewujudkan realitas sesuai dengan misi nabi diturunkan ke muka bumi.
Ia lantas menyebut bahwa nilai-nilai profetik yang harus diaplikasikan pemimpin dalam organisasi ada lima nilai yaitu nilai humanis, liberasi, dan transenden, dan akhlakul karimah serta pembelajar.
Oleh karenanya, Prof Sri berpendapat bahwa kepemimpinan profetik etis dapat menjawab permasalahan kepemimpinan pendidikan di era disrupsi pendidikan.
"Perubahan besar terjadi saat pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus melakukan perubahan dan inovasi secara masif agar pendidikan di Indonesia terus maju dan berkembang," pungkas Prof Sri.
Sebagai informasi, era disrupsi pendidikan merupakan suatu masa ketika perubahan masif terjadi akibat perkembangan teknologi digital memicu adanya berbagai inovasi besar-besaran dalam sistem pendidikan secara universal.