Ekspor Kreasi Santri ke Mancanegara, Pesantren Ini Raih Omzet Miliaran
Ahad, 23 Januari 2022 | 08:00 WIB
Nganjuk, NU Online
Tidak hanya membekali para santrinya dengan ilmu agama saja, Pesantren Rahmatan lil 'Alamin Desa Bukur, Kecamatan Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur juga mendidik para santri menjadi pengusaha. Bahkan, produksi kerajinan seni kreasi para santri sudah menembus pasar mancanegara.
“Alhamdulillah, sampai hari ini kami sudah ekspor ke beberapa negara. Kerajinan yang paling banyak di pesan adalah kaligrafi tulis, miniatur, seni kerajinan tempurung atau batok kelapa,” ujar Pengasuh Pesantren Rahmatan lil 'Alamin KH Ridwan Baidlowi kepada NU Online, Sabtu (22/1/2022).
Gus Ridwan, sapan akrabnya, menceritakan awal mula membangun usahanya itu. Sekitar tahun 2013 lalu, saat menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, ia memang sudah menyukai hal terkait seni. Karakter Yogyakarta khas dengan kesenian mempengaruhi gerak dan pemikirannya mengolah seni, didukung hobi membaca dan bereksplorasi.
“Sepulang dari Yogyakarta pada tahun 2019, akhirnya saya mendirikan rumah produksi usaha kerajinan santri yang saya beri nama 'Santri Craft' dan slogan Karya Santri Untuk Negeri,” terangnya.
Ia menjelaskan, salah satu karyanya yaitu membuat kerajinan limbah batok kelapa menjadi lebih estetik. Dia mengolahnya menjadi kerajinan yang mempunyai nilai guna seperti mangkuk, cangkir, tempat piring, celengan, asbak dan lainnya.
“Produk ini sangat ramah lingkungan dan tanpa menggunakan bahan kimia seperti melamin,” ujar Gus Ridwan.
Menurut dia, pemasaran produknya menggunakan tiga cara, yaitu dari rumah ke rumah atau instansi ke instansi, pemasaran daring melalui platform media sosial dan pemasaran melalui jaringan.
Libatkan ratusan santri
Sedangkan proses produksinya, Gus Ridwan melibatkan 400 santri Madrasah Aliyah Plus Keterampilan (MAPK) dan Madrasah Tsanawiyah Plus Keterampilan (MTsPK) Rahmatan lil 'Alamin serta alumni.
“Awalnya berangkat dari pelajaran seni budaya para santri yang kemudian kami kembangkan, dari teoritis menjadi aplikatif,” sambung Ketua Rabithah Maa'hid al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Nganjuk ini.
Dalam waktu sehari, saat ini rumah produksi Santri Craft bisa menghasilkan puluhan produk. Rumah produksinya juga sudah dilengkapi belasan mesin berstandar pabrik dan kendaraan untuk pemasaran.
Bahkan, selain memberdayakan para santri, Gus Ridlwan juga menggandeng masyarakat di sekitar rumah produksi di sekitar pesantren.
“Sehari bisa menghasilkan puluhan produk. Tergantung tingkat kesulitan, tiap karya berbeda. Kalau sudah ahli bisa cepat, kalau belum ya lama sekali,” terang alumnus Pesantren Darul Ulum Jombang ini.
Santri Craft telah mengekspor ke beberapa negara di Asia dan Eropa sejak 2020. Negara-negara tujuan ekspor itu antara lain Jerman, India, Finlandia, Republik Cheko, dan Arab Saudi. Total keseluruhan omzet usaha pesantren tersebut sudah menembus 1 miliar rupiah per bulan.
“Ekspor ini didapatkan dari jaringan dan dikembangkan. Sampai hari ini, alhamdulilah sudah bagus pemasarannya. Menurut saya pesantren dan santri harus mandiri secara ekonomi,” pugkasnya.
Kontributor: Haafidh Nur Siddiq Yusuf
Editor: Musthofa Asrori