Kudus, NU Online
Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sukses melahirkan para kader pemulasara jenazah inveksius, khususnya penderita Covid-19 dalam pelatihan yang diikuti peserta dalam dua sesi, Jumat (2/7) siang.
Hal tersebut dikatakan Ketua PC Fatayat NU Kudus, Nik Hayati, kepada NU Online usai gelaran pelatihan pemulasaraan jenazah Covid-19. Ia mengungkapkan, kegiatan itu merupakan permintaan Ketua Satgas Covid-19 NU Peduli Kudus.
“Waktu itu, Pak Sarmanto meminta saya agar segera mengagendakan pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 ini,” ungkap Nik saat ditemui NU Online, Jumat petang.
Menurut dia, kegiatan tersebut untuk menjawab kegelisahan minimnya tenaga pemulasaran jenazah perempuan yang terpapat Covid-19, sedangkan permintaan cukup tinggi.
“Sehingga tim pemulasaran jenazah Satgas Covid-19 NU selalu siap membantu mensosialisasikan cara-cara mengurus jenazah, mulai memandikan sampai mengkafani agar tidak tertular. Dalam pelatihan, kami juga sudah siapkan semua propertinya,” terang Nik.
Perempuan asal Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, ini menambahkan bahwa beberapa peserta yang mengikuti pelatihan memang sudah berprofesi sebagai pengurus jenazah (modin).
“Jadi, agar mereka lebih mengerti cara menangani jenazah yang terpapar Covid-19 dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Ini penting. Apalagi jika terjadi kasus meninggalnya di desa-desa,” tandasnya.
Nik juga mengungkapkan, kegiatan tersebut digelar dalam keadaan darurat dan mendesak. Sehingga menurut dia harus mengumpulkan peserta untuk melihat langsung praktiknya, namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Acara yang digelar di Gedung NU Kudus itu diisi oleh Syaiful Anas, narasumber yang telah terjun langsung menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudus.
Pada kegiatan pemulasaran jenazah tersebut juga disampaikan, terlebih dahulu perlu mempersiapkan barang-barang yang hendak digunakan, agar tetap aman saat menangani jenazah Covid-19.
“Cairan sabun tangan, cairan klorin, kapas gulung, apron, pakaian alat pelindung diri (APD), Face shield, tutup kepala dan sarung tangan,” ungkap Syaiful Anas.
Selain itu, lanjut dia, perlu memastikan kondisi jenazah apakah benar-benar terinfeksi Covid-19. Hal ini salah satunya dapat terlihat dari kondisi jenazah, jika mengeluarkan air liur maka dapat dipastikan terpapar virus Corona.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori