Semarang, NU Online
Festival tembakau, kopi dan produk unggulan nusantara akan memeriahkan peringatan Hari Lahir (harlah) ke-97 Nahdlatul Ulama (NU) versi hijryah yang dihelat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.
Ketua Stering Commite (SC) KH Mahsun Mahfudz mengatakan, beberapa agenda telah dipersiapkan pada peringatan Harlah ke-97 NU Jateng PWNU Jateng tepatnya tanggal 16 Rajab 1441 Hijriyah atau pada hari Rabu (11/3) mendatang.
"Kalau hitungan kalender Masehi usia NU telah 94 tahun, namun kalau menggunakan hitungan kalender hijriyah usianya 97 tahun," kata Kiai Mahsun di di Kantor PWNU Jateng, Jl dr Cipto 180 Semarang, Selasa (25/2).
Dijelaskan, untuk memeriahkan agenda tahunan ini PWNU Jateng telah menyiapkan rangkaian kegiatan yang akan berlangsung mulai 2 sampai dengan 8 Maret 2020.
"Empat kegiatan akan dimulai serentak pada tanggal 2 Maret. Keempat kegiatan itu meliputi festival tembakau, kopi dan produk-produk unggulan, pameran sarung batik nusantara, dan pameran seni rupa yang akan digelar di Kantor PWNU Jateng ( 2-7/3)," jelasnya.
Selain itu, panitia harlah akan menggelar seminar nasional (2/3) yang akan menampilkan narasumber Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama RI dan Kapolda Jateng.
"Halaqah ulama se-Jawa dijadwalkan pada tanggal 3 Maret dengan menampilkan narasumber Rais Aam Idarah Aliyah Jatman KH Habib Lutfi bin Ali Yahya, Menko Polhukam Prof Moh Mahfud MD, dan Pangdam IV/Diponegoro," jelasnya.
Selain itu lanjutnya, ada festival Band Remaja dan Parade puisi para kiai dengan menampilkan KHA Mustofa Bisri (Gus Mus), Prie GS, Candra Malik, KH Ubaidullah Shodaqoh, H Muzammil dan lain - lain tanggal 4 Maret.
Kemudian tanggal 5 Maret Bhakti Sosial Donor Darah, 6 Maret pagelaran Wayang Kulit, 7 Maret Ruqyah Massal dan ngaji Bareng Gus Baha, Gus Ghofur Maemun, dan Gus Ubed.
"Puncak acara 8 Maret Jateng Bersholawat bersama Hbib Luthfi bin Ali Yahya, Gus Muwafiq dan grup musik Az-Zahir di Simpang Lima. Semua kegiatan dilaksanakan di Kantor PWNU Jateng, kecuali Jateng bershalawat yang diselenggarakan di Simpang Lima," kata Mahsun.
Melalui rangkaian kegiatan ini lanjutnya, diharapkan akan dapat membangkitkan semangat ghirah Nahdliyin dalam berkhidmah kepada bangsa dan negara. Di sela festival tembakau akan dieksibisikan gerakan membuat rokok dengan melinting tembakau dan cengkeh yang dilakukan oleh para kiai.
"Selain itu juga akan diperagakan membatik sarung oleh para pengrajin sarung batik," tuturnya.
Dikatakan, rokok dan sarung sangat identik dunia kiai, santri, dan NU. Melalui kegiatan ini diharapkan akan menumbuhkan kreativitas produsen sarung lokal, karena jumlah konsumen sarung semakin meningkat, tidak hanya kalangan santri saja tetapi meluas ke masyarakat umum.
"Eksibisi melinting rokok merupakan ikhtiyar pemihakan kepada para petani tembakau yang selama ini memasok bahan baku ke pabrikan rokok namun hasilnya yang didapat petani tembakau belum maksimal, sementara harga rokok pabrikan selalu meningkat," ungkapnya.
"Kalau masyarakat dalam mengkonsumsi rokok beralih ke rokok lintingan sendiri maka akan menumbuhkan pembeli-pembeli baru tembakau di pasaran. Akhirnya volume penjualan tembakau di masyarakat meningkat, petani diuntungkan," tutupnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz