Gempa Bawean, Masyarakat Butuh Tenda, Makanan hingga Dapur Umum
Selasa, 26 Maret 2024 | 09:00 WIB
Pengungsi gempa Bawean di tenda-tenda terbuka sedang beristirahat, Senin (25/3/2024). (Foto: dok. Relawan NU Bawean)
Gresik, NU Online
Pulau Bawean menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah dari gempa bumi yang berpusat di lepas pantai Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Jumat (22/3/2024) lalu.
Data dari BPBD Provinsi Jawa Timur mencatat per Senin (25/3/2024), total warga mengungsi berjumlah 33.535 jiwa. Rincian dari total tersebut yaitu pengungsian pada kelompok dewasa 18.531 jiwa, anak-anak 10.109 dan lansia 4.895.
Dari total jumlah pengungsian, sebaran warga mengungsi di Kabupaten Gresik berada di Kecamatan tambak, dengan rincian dewasa 9.131 jiwa, anak-anak 7.060 dan lansia 2.454. Sedangkan di Kecamatan Sangkapura dewasa 9.400 jiwa, anak-anak 3.049 jiwa dan lansia 2.451.
Sampai Selasa (26/3/2024) pagi, warga masih mengungsi di lokasi yang dianggap aman dan mendirikan tenda sederhana secara sukarela. Mereka mengaku masih trauma dan membutuhkan bantuan makanan, selimut dan tenda yang layak.
"Kemarin sudah ada yang berani masuk rumah tapi barusan lagi ada getaran jadi tambah takut lagi. Kebutuhan masyarakat mendesak di antaranya vitamin, obat-obatan, sembako tetap, tenda dan alas dan dapur umum," ujar Ketua Relawan NU Peduli Bawean kepada NU Online, Selasa (26/3/2024).
Warga Desa Sukaoneng, Aripi mengaku rumahnya rusak parah. Pilihan satu-satunya adalah mengungsi di depan halaman Pesantren Al Amin Sukaoneng.
"Padahal atapnya itu baru diperbaiki dapat bantuan dari desa, sekarang ganti rumahnya yang ambruk," kata Aripi.
Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai pendampingan psikososial menjadi kebutuhan yang mendesak untuk menyembuhkan rasa trauma para warga Kepulauan Bawean Gresik Jawa Timur yang menjadi korban gempa bumi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta Senin, mengatakan bahwa sebagian besar dari total jumlah korban yang menempati posko pengungsian mengalami rasa trauma dengan apa yang mereka alami.
Data termutakhir dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur total jumlah korban gempa di Bawean ada sebanyak 17.644 orang, yang di antaranya ada 6.277 orang anak-anak, 2.534 orang lanjut usia, dan selebihnya berusia dewasa (17-55 tahun).
"Dari hasil asesmen diketahui bahwa warga mengungsi bukan karena rumah mereka rusak tapi karena faktor trauma gempa susulan," katanya.
Donasi gempa Bawean
Ketua Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Bawean, Moh Ilyas mengatakan pihaknya bersama tim telah melakukan pendataan kerusakan dan kebutuhan mendesak warga, termasuk tenda dan sembako.
"Kami masih menyebar ke beberapa wilayah untuk asesmen. Kebutuhan tercepat adalah tenda dan sembako karena warga Bawean menyebar di lapangan, halaman rumah, dan perbukitan. Kebutuhan lainnya adalah pembangunan karena ada 100 bangunan yang rusak," tandasnya.
NU Peduli Bawean membuka donasi untuk membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah di Bawean dan sekitarnya. Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank Jatim 0362247578 a.n. PC LAZISNU Bawean.
Atau melalui Bank BRI 741501009209538 a.n. LAZISNU Bawean. Konfirmasi bantuan bisa menghubungi hotline LAZISNU 082112346939
NU Online Super App bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU PBNU mengharap uluran tangan Anda semua untuk berdonasi bagi korban bencana di Indonesia, termasuk gempa di Tuban dan Bawean. Caranya mudah, buka aplikasi NU Online Super App, lalu klik banner "Yuk, Bantu Korban Bencana".