Gunakan Telegram, Ngetren VI Bincang Teknis Cegah Covid-19 di Pesantren
Kamis, 2 April 2020 | 15:15 WIB
Ngobrol Kesehatan Pesantren (Ngetren) episode keenam membincang teknis pencegahan wabah virus Corona (Covid-19) di pesantren. Perbincangan daring bertema Mitigasi Penyebaran Covid-19 di Pesantren dan Penatalaksanaannya ini menggunakan platform media sosial Telegram.
Telegram dipilih sebagai media diskusi yang dapat memuat banyak anggota dalam satu grup. Disebutkan, fitur grup chat di aplikasi berlogo pesawat kertas dalam lingkaran biru ini mampu menampung ratusan ribu anggota. Diskusi yang digelar Selasa (31/3) malam ini diikuti sejumlah warganet dari berbagai daerah.
Diskusi ini menghadirkan Anis Karomah, Ketua Satgas Covid-19 Pesantren Sirojul Mukhlisin 2 Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, sebagai pemateri. Salah satu paparannya mengungkap tentang teknis pencegahan penyebaran Covid-19 di Pesantren.
Teknik pencegahan (mitigasi) penyebaran Covid-19 di pesantren, menurutnya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara pihak pengasuh, pengelola, dan petugas kesehatan pesantren. Kemudian disosialisasikan kepada para santri.
Baca juga: Manfaatkan Medsos, Pesantren Sehat Nusantara Sosialisasikan Antisipasi Covid-19
“Selain itu, juga melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP), screening santri setiap hari dan penyemprotan disinfektan di area pesantren setiap seminggu sekali,” terang Anis.
Melalui materi yang dibuatnya, ia juga menjelaskan bahwa pesantren perlu membuat jalur satu pintu untuk keluar masuk, sehingga setiap orang yang keluar masuk pesantren dapat melapor kepada petugas jaga. Kendaraan yang masuk beserta pengunjung disemprot disinfektan, serta mencuci tangan menggunakan sabun yang telah disiapkan.
Alumnus Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI di UIN Jakarta ini mengungkapkan, mencegah Covid-19 masuk ke pesantren merupakan hasil kerja sama seluruh sektor di lembaga pendidikan tertua ini. Selain itu, harus ada kepatuhan terhadap standar yang telah dibuat.
“Kita bisa melakukan screening secara menyeluruh kepada seluruh santri untuk mengetahui mana santri yang harus diawasi, mana pula yang musti dikarantina. Karena Covid-19 tidak selalu menunjukkan gejala yang khas, maka selain upaya screening juga mulai isolasi dan physical distancing,” tambah perempuan berkacamata ini.
Pantauan NU Online, diskusi yang dipandu Ismatuz Zulfa, alumnus Pesantren Miftahul Huda Pati yang juga alumnus PBSB Kemenag RI ini berlangsung sangat meriah. Hampir dua jam terasa sekali antusiasme peserta diskusi. Terbukti dari banyaknya pertanyaan para peserta dari berbagai daerah.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori