Daerah

Guru Fikih DKI Jakarta Perdalam Karya Tulis Ilmiah

Jumat, 31 Januari 2020 | 13:25 WIB

Guru Fikih DKI Jakarta Perdalam Karya Tulis Ilmiah

Pelatihan Karya Tulis oleh MGMP Fikih DKI Jakarta, Rabu (29/1) (Foto: Erik Alga Lesmana)

Jakarta, NU Online
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fikih Madrasah Tsanawiyah MTs DKI Jakarta bekerja sama dengan Direktorat dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kementrian Agama Republik Indonesia kembali melaksanakan kegiatan pelatihan karya tulis ilmiah demi meningkatkan kapasitas guru.
 
Kegiatan yang dihadiri oleh para guru mata pelajaran Fikih MTs se-DKI Jakarta dilatih untuk mengembangkan kemampuannya khusunya dalam karya tulis, Rabu (29/1) Aula Jayakarta, Jln DI Panjaitan, Jatinegara, Cipinang, Kota Jakarta Timur.    
 
Ketua MGMP Fikih DKI Jakarta Aris Adi Leksono menyampaikan harapannya agar dari kegiatan ini ada hasil nyata. Ia mengingatkan kepada para guru agar meningkatkan kapasitasnya dalam menulis. Seperti yang tertera dalam tema kegiatan itu Guru Mulia Karena Karya, Aris mengingatkan bahwa dengan berkarya seorang guru dapat menjadi contoh bagi anak didiknya di madrasah tempat para guru mengajar.
 
Aris yang juga Wakil Kepala MTs Negeri 34 Jakarta itu mengharapkan dari hasil kegiatan itu para guru mampu menghasilkan karya tulis berupa jurnal sebagai pedoman mengajar bagi guru Fikih di DKI Jakarta.
 
Nantinya, lanjut Aris jurnal yang dihasilkan oleh para guru dikumpulkan menjadi satu dan dicetak menjadi buku. Ia juga mengingatkan agar para guru menyampaikan kepada guru-guru yang lain di tempat mereka mengajar agar dapat mengembangkan kemampuannya seperti menulis.  
    
"Kami mohon kepada para guru yang hadir agar mengajak kepada para guru di sekolahnya masing-masing untuk meningkatkan kapasitasnya khusunya dalam penulisan," ungkap Aris.
 
Seperti diketahui guru merupakan pekerjaan paling mulia karena tugasnya mendidik para siswa. Ia mentransfer ilmu dan teladan bagi murid sehingga guru menjadi contoh bagi peserta didik di masa depan. Untuk itu guru juga dituntut kreatif. Hal ini disampaikan oleh Nur Pawaidudin selaku Kabid Pendidikan Madrasah  Kanwil Kemenag dki Jakarta.    
  
"Secara individu juga memiliki manfaat yang baik yaitu untuk meningkatkan kampasitas dalam penulisan pada khususnya," ungkap Nur.
 
Menurutnya, dengan karya tulis seorang guru dapat membuktikan kualitasnya dalam bentuk secara nyata dan dapat dikenang sepanjang masa. Hal ini membuktikan dapat menjadi teladan bagi guru-guru yang lain untuk mengembangkan kapasitasnya.   
 
Selain itu ia juga berpesan kepada para guru agar acara tersebut tidak hanya seremonial saja tapi ada hasil yang kongkrit. Menurutnya sama halnya  ketika guru memberikan tugas kepada murid lalu tidak di apa-apain. Maka murid cenderung tidak mengerjakan tugas.
 
"Maka tidak lanjut yang kongkrit sama lah bapak dan ibu. Bapak dan ibu pada saat memberikan tugas kepada anak, kemudian tidak diapa-apain cenderung anak tidak mengerjakan tugas," ujarnya.
 
Selain itu pemateri kegiatan Taih Sulaiman memberikan trik dalam menulis karya ilmiah bagi para guru. Menurutnya, menulis merupakan bentuk mengekspresikan ide gagasan yang mengendap dalam pikiran. Untuk itu perlu ditulis agar semua orang bisa memanfaatkan ide gagasan tersebut. 
 
Menurutnya, ketika baru awal menulis semua yang ada dalam pikiran untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Setelah itu jangan terburu-buru untuk dihakimi atau langsung di edit sebelum semua ide gagasan di tulis seperti menganggap tulisannya salah atau tidak bagus.
 
"Semua yang ada dalam pikiran dituangkan dalam bentuk tulisan, semuanya.  Lalu bapak ibu jangan langsung di edit sebelum semua ide gagasan dituangkan," ungkap Taih.
 
Ia meneruskan dalam penjelasannya, bahwa menulis perlu dibiasakan dan jangan menganggap tidak bisa. Ia memberikan motivasi kepada para guru berdasarkan pengalamannya, ketika ia menulis satu buku dalam waktu satu tahun ditengah kesibukannya bekerja masih bisa melakukan itu. menurutnya, guru juga mampu untuk menghasilakn karya berupa buku ditengah kesibukan mengajar.
       
 
Kontributor: Erik Alga Lesmana
Editor: Kendi Setiawan