Daerah

Gus Ipul Ajak Ansor Amalkan Ilmunya Ulama

Jumat, 23 September 2005 | 03:08 WIB

Tulungagung, NU Online
Ketua Umum GP Ansor, Drs H. Syaifulloh Yusuf (Gus Ipul) mengajak warga besar Ansor untuk selalu mengamalkan dan mengkhadirkan ilmunya para ulama di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan menghadirkan ilmunya para ulama yang tak pernah mengutamakan kepentingan pribadi, pada akhirnya akan bisa diwujudkan kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Sejak dulu, Ansor memang ingin mengkhadirkan ilmunya para ulama di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Karena para ulama selalu mengerjakan sesuatu tidak untuk kepentingan pribadinya. Demikian juga Ansor, sejak awal doktrin utamanya adalah bagaimana mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan sendiri,’’ kata Syaifulloh Yusuf  dihadapan warga besar Ansor saat meresmikan kantor PC GP Ansor Tulungagung, Jatim, Rabu (21/9) malam kemarin.

<>

Selain mengamalkan ilmunya para ulama, menurut Gus Ipul,  kesejahteraan negara bisa terwujud dengan hadirnya pemimpin yang adil, dermawannya orang yang kaya dan doanya para fakir miskin. ‘’Kalau empat hal itu bisa diwijudkan, Insya Allah negara ini bisa sejahtera,’’ kata Gus Ipul yang juga menteri Percepatan Pembangunan daerah Tertinggal dalam kabinet Presiden SBY itu.

Dihadapan warga besar Ansor, Gus Ipul juga menyinggung rencana  pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Menghadapi kenaikan harga BBM itu, masyarakat diharap bisa memakluminya. Masalahnya, pemerintah menempuh kebijakan yang dinilai banyak kalangan tidak populis itu, semata-mata karena faktor keadaan yang mengharuskan dinaikkannya harga BBM.

“Kenaikan harga BBM itu karena faktor keadaan. Kita harapkan kenaikan harga BBM ini bisa dipahami masyarakat. Makanya, pemerintah terus melakukan sosialisasi dan dialog-dialog. Presiden juga menginstruksikan untuk mensimulasikan terus penyaluran  kompensasi pengurangan subsidi BBM supaya tepat sasaran,” kata Gus Ipul.

Diakui Syaifullah Yusuf, kenaikan harga BBM itu dampaknya memang akan menimbulkan kesenjangan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. “Namun, selama kompensasi pengurangan subsidi BBM yang disalurkan langsung ke masyarakat tepat sasaran, saya kira pada saatnya akan ada penyesuaian-penyesuaian,” papar Gus Ipul.
       
Dihadapan warga besar Ansor, Gus Ipul mengatakan, kebijakan menaikkan harga harga BBM selalu menjadi masalah sejak lama. ‘’Saya kira hanya  Habibie saja presiden RI yang tak menaikkan harga BBM saat menjabat presiden,’’ katanya.

Dikatakan Gus Ipul, harga BBM di Indonesia saat ini sangat murah karena ada subsidi dari pemerintah yang jumlahnya mencapai Rp 100 trilyun/tahun. Tapi, hasil dari subsidi yang begitu besar itu hasilnya sama sekali tidak jelas.

“Oleh karena itu, salah satu opsi yang dipilih pemerintah ya menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi. Nah, pengurangan subsidi itu kemudian kompensasinya untuk diberikan langsung ke masyarakat untuk membangun sarana infrastruktur, pemberian pengobatan gratis, BOS dan maupun subsidi langsung kepada warga miskin,”  katanya.

Lewat kompensasi pengurangan subsidi BBM itu, kata Gus Ipul, desa-desa tertinggal juga mendapatkan subsidi sebesar Rp 250 juta/desa. Subsidi langsung ini, katanya, bisa diwujudkan dalam bentuk pembangunan sarana irigasi, air bersih dan lainnya. “Secara nasional, jumlah desa kita sebanyak 60.000 desa lebih. Dari jumlah itu, 28.000 desa masih tertinggal,” kata Gus Ipul.

Diungkapkan, desa tertinggal itu tersebar di 199 kabupaten yang ada di Indonesia. Rinciannya, untuk desa di Indonesia Timur sebanyak 123 kabupaten, pulau Jawa dan Bali sebanyak 18 kabupaten dan untuk pulau Sumatera sebanyak 58 kabupaten. “Daerah-daerah ini yang masih harus dipacu sehingga bisa seimbang dengan daerah lain yang lebih maju,” katanya.

Untuk memacu daerah-daerah tertinggal itu, katanya, pada 2006 mendatang dibutuhkan alokasi anggaran sekitar Rp 7 trilyun. “Ini diprediksikan hanya untuk 5 kecamatan terpuruk yang ada di 199 kabupaten tertinggal kecuali Aceh dan Kalimantan Timur,” ujar Gus Ipul.


Kontributor Tulungagung : Muhibuddin

 


Terkait