Salatiga, NU Online
Perilaku umat Muslim adalah sesuatu yang dilihat oleh umat lain. Karena itu umat Muslim hendaknya terus menjaga perilaku. Dan, perilaku yang baik, didasarai oleh akhlak yang mulia.
Hal itu disampaikaan KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) pada pengajian akbar Ma'had Jami'ah IAIN Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (12/10).
Gus Miftah juga menyayangkan peristiwa yang telah terjadi di Indonesia akhir-akhir ini sampai seorang pejabat menjadi korban.
"Seorang pejabat negara saja ada yang berani melukainya, bagaimana keamanan orang-orang seperti saya yang berbicara NKRI dan Pancasila. Ini kan mereka sudah nekad. Kalau kemudian pemahaman-pemahaman ini tidak kita kuatkan, saya ngeri kalau kemudian warga kita terpapar paham-paham radikal," tandasnya.
Lebih jauh ia menekankan pentingnya peran mahasantri sebagai agen perdamaian dalam mempertahankan NKRI. Maka dari itu santri diajarkan untuk mencintai bangsa dan negara, karena kecintaan pada negara adalah bagian dari iman.
"Aksi bela tauhid, tahlilan. Aksi bela Nabi, shalawatan. Aksi bela ulama, manakiban. Aksi bela negara, istigosahan. Aksi bela Qur’an, semaan. Aksi bela ilmu, sorogan. Sementara aksi bela mahasiswi putri, ya lamaran." tuturnya disambut riuh ribuan jamaah yang memenuhi halaman Kampus 3.
Selain itu, Gus Miftah juga mengingatkan tentang profesionalitas. Apa pun pekerjaan yang dilakukan akan mendapat hasil baik jika dilandasi dengan iman. "Satu hal yang perlu diingat, jika kita membaikkan perkara akhirat, perkara dunia dengan sendirinya juga akan membaik," ujarnya.
Di tengah pengajian tersebut, Gus Miftah kembali membimbing syahadat seorang wanita asal Solo, Bhekti Handayani. Bhekti mengatakan bahwa ia tertarik masuk Islam karena Islam menyenangkan dan menenangkan.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Sidqon Maesur mengatakan bahwa IAIN Salatiga merupakan perguruan tinggi Islam yang sangat mendukung dan senantiasa meningkatkan ta’zizul wasatiyah, selalu meneguhkan moderasi Islam.
"Peringatan hari santri ini membangkitkan semangat seorang santri untuk cinta negeri, cinta stabilitas negeri ini, cinta kedamaian dan juga mengukuhkan moderasi Islam," tuturnya.
Kontributor: Zidni
Editor: Kendi Setiawan