Jakarta, NU Online
Di tengah maraknya sentimen tentang Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) yang belakangan ini masih menggejala, masyarakat kembali diingatkan untuk tetap saling menghormati atas perbedaan agama dan suku dengan cara mengedepankan sikap moderasi beragama.
"Ini adalah kewajiban sebagai umat beragama dalam sisi hukum kenegaraan, bahkan lebih dari itu, kitab suci agama-agama juga mendambakan kehidupan yang rukun itu bagian dari pilar utama dalam hidup beragama,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama, Muharam Marzuki kepada NU Online di Jakarta Pusat, Ahad (18/8).
Muharam menjelaskan bahwa paham moderasi atau wasathiyah beragama saat ini sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan supaya masyarakat bisa mengetahui peran dan fungsinya masing-masing. Kalau mereka mengetahui posisinya, maka akan mampu menyampaikan paham keagamaannya secara moderat kepada orang lain.
“Paham agama pasti moderat, namun ada masyarakat yang memahami agama itu belum tentu moderat. Sehingga, masyarakat yang belum moderat inilah perlu disampaikan bagaimana mengedepankan moderasi dalam kehidupan beragama," jelasnya.
"Moderasi beragama bukanlah mengurangi nilai-nilai keagamaan mereka, justru malah memperkaya pemahaman masyarakat kita yang majemuk dengan keragamannya,” imbuh Muharam.
Masyarakat Indonesia, lanjut Muharam, ada yang daerahnya homogen dari segi agama dan tradisi, sehingga pada saat dihadapkan dengan masyarakat heterogen yang berbeda paham, agama, aliran, mereka bisa saja kaget.
Situasi tersebut jelasnya, dapat berdampak lahirnya sikap yang selama ini terapkan dapat menjadi berbeda dan tidak bisa menerapkan sikap yang selama ini hidup di masyarakat yang homogen.
“Karena Indonesia adalah bangsa yang kaya, tidak hanya satu suku, agama dan paham, aliran, dan budaya. Sehingga, inilah yang perlu kita rawat. Di sinilah kita sesama bangsa bisa menghormati dan menghargai satu sama lain. Ini kuncinya ada pada program moderasi beragama,” tegas Muharam.
Itulah mengapa, sambung alumnus S3 salah satu universitas di India itu, moderasi beragama saat ini menjadi bagian dari program utama Kementerian Agama yang perannya agar kehidupan beragama di Indonesia lebih baik lagi.Salah satunya adalah bagaimana melakukan upaya-upaya meningkatkan kesadaran moderasi beragama di masyarakat.
“Bagaimana warga Indonesia dapat menghormati satu sama lain, baik itu di internal umat beragama maupun antarumat beragama,” pungkasnya. (M Zidni Nafi’/Muiz)