Proses rukyatul hilal di Pantai Baro, Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Kamis (20/4/2023) petang. (Foto: Panitia rukyatul hilal setempat)
Cirebon, NU Online
Hilal 1 Syawal 1444 H tidak teramati di Pantai Baro, Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hal tersebut disampaikan oleh M Abudzar Al Ghiffari, Ketua Lembaga Falakiyah dan Astronomi (LFA) Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren pada Kamis (20/4/2023) petang.
“Tidak terlihat,” katanya kepada NU Online.
Sebagai informasi, berdasarkan markaz Cirebon, tinggi hilal pada 29 Ramadhan 1444 H + 2 derajat 11 menit 2,61 detik, sedangkan hilal mar’i atau yang (kemungkinan) bisa terlihat hanyalah + 1 derajat 53 menit 45,44 detik.
Baca Juga
Rukyatul Hilal
Sementara ijtimak atau konjungsi bulan terjadi pada Kamis, 20 Maret 2023 pada pukul 11.14.40 WIB. Saat matahari terbenam pada pukul 17.42 WIB sampai lama kemunculan hilal, 7 menit 35,03 detik, berakhir, yakni pada pukul 17.49.43 WIB, hilal tidak dapat teramati.
Abudzar menjelaskan bahwa ketinggian yang belum mencapai imkan rukyah, kemungkinan hilal dapat terlihat, sekitar 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, menjadi salah satu faktor hilal tidak dapat teramati oleh para perukyat.
Bahkan, katanya, kalau pun ada orang yang mengaku melihat hilal, kesaksiannya patut untuk ditolak mengingat secara ilmiahnya, hilal tidak dapat terlihat. “Karena memang hilal sulit, bahkan tidak mungkin terlihat pada ketinggiannya yang hanya 1 derajat lebih saja,” ujarnya.
Selain itu, faktor lainnya adalah cuaca yang mendung dan waktu kemunculan hilal yang sangat pendek.
Karena hilal tidak dapat teramati, 1 Syawal 1444 H atau Idul Fitri 1444 H kemungkinan besarnya jatuh bertepatan pada hari Sabtu, 22 April 2023 M. Hal ini mengingat berlaku hukum istikmal, atau disempurnakan bulan Ramadhannya menjadi 30 hari.
Namun, meskipun demikian, ia menegaskan perlu untuk menanti keputusan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama yang akan menetapkan kapan Idul Fitri, 1 Syawal 1444 H akan bisa dilaksanakan berdasarkan semua laporan rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
“Ya, kita tunggu hasil sidang itsbat Kementerian Agama bersama para stakeholder terkait dan perwakilan ormas,” katanya.
Sebagai warga NU, ia juga menyampaikan perlu menanti kabar juga dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang mengikhbarkan Idul Fitri, 1 Syawal 1444 H. “Kita juga menanti ikhbar dari PBNU mengenai Idul Fitri tahun ini,” pungkas guru Ilmu Falak Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren itu.
Sebagai infromasi, Lembaga Falakiyah dan Astronomi Buntet Pesantren merupakan bagian tidak terpisahkan dari Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin