Ibu Muda Ini Hemat Puluhan Juta saat Melahirkan Berkat Inkubator dari Kotak Amal Makam Gus Dur
Jumat, 30 Desember 2022 | 07:00 WIB
Anak laki-laki Ani terlihat tumbuh berkembang cukup ideal. Anaknya lahir prematur dan mendapat pinjaman inkubator dari LSPT beberapa waktu lalu. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)
Jombang, NU Online
Ani Rokhmatin tidak menyangka anaknya lahir dengan kategori prematur. Saat itu berat sang bayi 2,5 kg. Sebagai ibu muda, Ani belum memiliki pengalaman melahirkan sehingga harus didampingi keluarga.
Bayi dari Ani lahir secara prematur, sehingga tidak memiliki jaringan lemak yang cukup untuk mengatur suhu tubuhnya dengan baik. Karenanya membutuhkan inkubator, sebuah alat berbentuk kotak yang memungkinkan bayi terhindar dari infeksi bakteri dan suara bising.
Beruntung beberapa koleganya menyarankan mengajukan peminjaman inkubator ke Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). LSPT memang menyediakan inkubator yang bisa dipinjam masyarakat secara gratis.
Inkubator tersebut dibeli dari uang hasil kotak amal di area makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
"Saya pernah meminjam inkubator selama satu bulan dari LSPT karena bayi saya lahir dikatakan prematur," jelasnya saat ditemui di depan rukonya, Kamis (29/12/2022).
Ani menjelaskan, setelah mendapatkan bantuan pinjaman inkubator dari LSPT, bayi lelakinya bisa tumbuh dengan sehat. Bahkan saat diwawancarai, bayinya tampak sehat dan terus bergerak aktif di dalam gendongan sang kakek.
Proses peminjaman juga mudah, sehingga bayi Ani bisa segera menggunakan inkubator dan mendapatkan perawatan maksimal.
Selain inkubator, Ani juga mendapat bantuan dari LSPT berupa susu formula. Hal tersebut sesuai saran bidannya untuk menambah gizi dari bayi karena prematur. Dikhawatirkan jika tidak diberikan gizi tambahan ada organ tubuh yang tidak tumbuh maksimal.
"Manfaat inkubator membuat pertumbuhan bayi saya cukup pesat. Berat badannya jadi 4 kg. Melebihi perkiraan. Kalau tidak pakai inkubator mungkin naiknya hanya satu kilo dalam satu bulan," beber Ani.
Ani tidak bisa membayangkan jika tidak mendapatkan pinjaman inkubator dari LSPT. Karena sangat dimungkinkan keluarga kecilnya harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk menyewa inkubator.
Hitungan mudahnya, jika dalam biaya sewa inkubator sehari Rp1 juta maka selama sebulan dibutuhkan uang Rp30 juta. Uang dengan jumlah tersebut terasa sangat memberatkan bagi keluarganya.
"Biaya inkubator di rumah sakit untuk satu hari sekitar Rp1 juta. Dengar dari teman-teman segitu. Belum termasuk biaya suster yang menjaga," imbuhnya.
Ani berpendapat, sebagai seseorang yang pernah meminjam inkubator di LSPT, ia berharap bantuan tersebut terus dipertahankan dan jumlah inkubator yang dipinjamkan makin banyak.
Beban mental seorang ibu yang melahirkan, khususnya ibu muda akan berkurang banyak ketika tidak memikirkan biaya sewa inkubator.
Beban pikiran biaya rumah sakit dan sewa inkubator tak jarang membuat kondisi seorang ibu tertekan lalu jatuh sakit. Sehingga tidak bisa maksimal merawat bayinya.
"Semoga LSPT bisa berkembang lebih baik dan bantuan inkubator bisa menyebar di mana-mana. Khususnya daerah yang kurang diperhatikan pemerintah," uajrnya.
Manajer Program LSPT Muhammad Rusdi menambahkan, program peminjaman inkubator sudah berjalan di berbagai daerah di Jawa Timur seperti Kediri, Malang, Sidoarjo. Dana program tersebut diambil dari sumbangan peziarah yang diambil kotak amal setiap hari Senin.
"Seminggu sekali dana di kotak amal makam Gus Dur kita hitung. Diambil Senin, dihitung hingga Rabu. Lalu disimpan di bank. Jika butuh uang, baru dicairkan," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin