JATMAN Subang Nyanyikan Lagu Indonesia Raya sebelum Manaqiban atas Perintah Habib Luthfi
Ahad, 1 Desember 2019 | 07:00 WIB
Subang, NU Online
Membaca manaqib Syekh Abdul Qadir Al-jailani atau lebih sering disebut manakiban merupakan program rutin yang digelar oleh Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Kabupaten Subang.
Namun, ada yang menarik sebelum pembacaan manakib dimulai. Ratusan peserta yang hadir diminta untuk berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathan yang dipimpin oleh Aminus Sunduq (Bendahara) JATMAN Subang, KH Ujang Sholeh.
"Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila ini merupakan perintah langsung dari Rais Amm JATMAN Abah Habib Luthfi bin Yahya," ujar KH Ujang Sholeh di Aula Kantor PCNU Kabupaten Subang, Jalan Darmodiharjo, Sukamelang, Subang, Jum`at (29/11) malam.
Ia menambahkan, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan teks Pancasila ini diharapkan akan meningkatkan rasa cinta tanah air atau nasionalisme dalam hati sanubari para jamaah yang hadir. "Melalui lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathan ini kami ingin menegaskan bahwa Islam dan nasionalisme tidak saling bertentangan," Imbuhnya
Sebaliknya, kata dia, Islam dan Nasionalisme merupakan ‘satu tarikan nafas’ yang tidak dapat dipisahkan sebagaimana sudah dicetuskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyeikh KH Hasyim Asy`ari melalui dawuhnya Hubbul Wathan minal Iman atau yang berarti ‘cinta tanah air sebagian dari iman’.
Usai digelar pembacaan Manakib, Rais JATMAN Subang, KH Nawawi Kustana menyampaikan tentang pentingnya mengamalkan zikir pada Allah atau zikrullah bagi umat Islam. Zikir kepada Allah, lanjutnya bertujuan untuk membangun kebiasaan dengan harapan bisa selalu ingat kepada Allah. Bahkan, lanjutnya, dalam ajaran Islam, zikir kepada Allah seharusnya berlaku sejak bangun tidur sampai kembali menjelang tidur.
"Kalau sudah menjadi kebiasaan misalnya ketika ada musibah secara reflek akan mengucapkan innalillahi atau Allahu Akbar," tandas Mursyid tarekat syatariyyah ini.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Nawawi menjelaskan pentingnya mengamalkan tarekat mu`tabarah secara istiqamah dengan diawali baiat oleh guru mursyid. Melalui washilah tarekat, lanjutnya, diharapkan seseorang dapat membersihkan hati, taqarub dan puncaknya adalah wushul kepada Allah SWT.
"Tarekat itu adalah dzikir khusus yang diberikan oleh orang khusus, kepada orang khusus dengan syarat dan tata cara khusus untuk tujuan khusus,"jelasnya
Dzikir khusus, lanjutnya, adalah dzikir tarekat yang di antaranya terdapat kalimat La Ilaha illa Allah. Adapun yang dimaksud sebagai ‘orang khusus’ adalah mursyid tarekat yang mempunyai wewenang memberikan ijazah kepada murid. Sementara yang dimaksudkan ‘kepada orang khusus’ adalah murid yang sudah punya kriteria tertentu, di antaranya sudah melaksanakan syariat Islam seperti shalat, puasa dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud syarat dan tata cara khusus adalah ketentuan yang ada dalam setiap tarekat. Biasanya setiap tarekat mempunyai syarat dan tata cara yang berbeda. Walau begitu, semua tarekat pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yakni bisa wushul kepada Allah.
Turut hadir dalam kegiatan ini para pengurus Idaroh Syu`biyah JATMAN Subang, PCNU Subang serta Banom dan lembaganya, MWCNU dan Ranting NU se-kabupaten Subang.
Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Ahmad Rozali