Kediri, NU Online
Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengakui dirinya sering geregetan lantaran adanya golongan yang kerap mempertanyakan dalil peringatan haul, termasuk di dalamnya pembacaan manaqib (biografi) tokoh yang dihauli.
"Terus terang saya sangat geregetan mengapa pembacaan manaqib yang berisi menceritakan kebaikan ataupun biografi tokoh yang notabene orang alim tidak boleh?” ungkapnya saat menyampaikan mauidzoh hasanah dalam rangka Peringatan Haul Kedelapan KH Imam Yahya Mahrus, Sabtu (19/10) malam.
Pada haul kedelapan pendiri Pesantren HM Al-Mahrusiyyah Lirboyo, Jawa Timur yang berlangsung di Kompleks Pesantren Al Mahrusiyyah 3 Ngampel, Kediri, Kiai Marzuki juga mengatakan geregetan, sebab banyak buku berisi biografi tokoh boleh disebarluaskan dan dibaca, namun manaqib orang alim tidak boleh.
"Seolah-olah, kalau Bahasa Indonesia malah boleh, jika Bahasa Arab tidak boleh. Biografi Bung Karno, Bung Hatta, dan sebagainya boleh, tapi Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani tidak boleh, ini gimana?" tanya Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad, Gasik, Malang itu.
"Kalau begitu saya akan menulis buku berjudul Manaqib Bung Karno dan Biografi Syek Abdul Qadir Jailani," tukasnya yang disambut tepuk tangan ribuan jamaah yang hadir.
Pada kesempatan itu, Kiai Marzuki menegaskan, mengadakan haul orang-orang shaleh sangat perlu dilakukan. Bahkan menceritakan kebaikan-kebaikan orang shaleh, sangat dianjurkan. Ia pun berpesan kepada jamaah agar menceritakan kebaikan orang yang telah wafat, termasuk melalui tulisan.
"Kalau sampai tidak ditulis maka seribu tahun lagi, boleh jadi umat Islam tidak akan tahu kisah perjuangan, biografi, dan sejarah hidup para ulama," tegasnya.
Sebelumnya, ia juga menjelaskan jika peringatan haul dapat menyambungkan jiwa umat Islam kepada ulama yang menyambungkan kepada gurunya, terus hingga kepada Nabi Muhammad Saw.
Hadir dalam kesempatan ini sejumlah habaib seperti Habib Muhammad Abdullah Baharun yang merupakan guru besar dari Universitas Al Ahqof Yaman, Habib Ahmad Abdullah Al Hadar, KH Achmad Chalwani Nawawi, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH Hasan Syukri Zamzani Mahrus dan lainnya.
Sambutan shohibul bait disampaikan KH Reza Ahmad yang antara lain memohon doa agar santri, alumni dan pengasuh diberikan istiqomah, amanah, dan maunah. Sementara sambutan masyayikh oleh KH Abdullah Kafabihi Mahrus.
Kontributor: Bramma Aji Putra
Editor: Kendi Setiawan