Jelang Ramadhan, Pesantren Ma'hadut Tholabah Tegal Siapkan Ngaji Pasanan yang Dibuka untuk Masyarakat Setempat
Selasa, 5 Maret 2024 | 19:30 WIB
Tampak depan Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah Babakan, Lebaksiu, Tegal (Foto: dok. Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah Babakan)
Tegal, NU Online
Ramadhan tinggal menghitung hari. Dalam tradisi umat Islam, khususnya di Indonesia, tak jarang terdapat beragam persiapan guna menyambut bulan suci Ramadhan.
Hal yang sama dilakukan Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah yang terletak di dukuh Babakan, Desa Jatimulya, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Sejumlah pengurus tengah menyiapkan pemberangkatan para santri ke pesantren setelah libur panjang haflah akhirussanah.
"Kami mulai menyiapkan pemberangkatan para santri karena sebelumnya santri diliburkan. Santri diharuskan berangkat pada tanggal 1 Ramadhan, kemudian dilanjut menghadap ke pengasuh pesantren maka kegiatan sudah diaktifkan kembali," ujar Farhan kepada NU Online, Selasa (5/3/2024).
Pengurus juga tengah menyiapkan kitab-kitab yang akan dikaji untuk ngaji pasanan Ramadhan bersama para santri dan masyarakat umum. Ngaji pasanan adalah istilah yang disematkan untuk para santri yang menjalani pengajian bersama kiai selama bulan puasa berlangsung.
"Beberapa hari sebelumnya, kami menyiapkan kitab-kitab yang akan dikaji, biasanya nanti ada dari (pembantu) pengurus yang dikenal sebagai a'dlo dari seksi pendidikan menghadap kepada para masyayikh untuk menentukan kitab-kitabnya," ujar Farhan.
Adapun kitab yang dikaji rutin setiap tahun saat ngaji pasanan, salah satunya kitab Mukhtasar Abi Jamroh yakni kitab ringkasan dari Sahih Bukhari yang ditulis oleh Syekh Abu Muhammad Abdullah bin Sa'ad bin Abi Jamroh Al-Azdi. Kitab yang berisikan tentang hadits.
Farhan mengungkapkan, kitab Abi Jamroh ini menjadi kitab pilihan kebanyakan pelajar untuk dihafal, terdapat 294 hadits yang bertemakan berbagai bidang seperti keimanan, ibadah, adab, kisah hikmah, dan pembersihan hati.
"Kitab ini setiap tahunnya dikaji di pondok tercinta ini. Kitab tersebut sudah diwiridkan sejak dulu sebagai ciri khas Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah Babakan. Kami mengkajinya setelah shalat ashar di mushala pondok," tutur Farhan.
Farhan menuturkan, kegiatan pasanan selain diperuntukkan santri mukim atau santri yang menetap di pesantren juga dibuka untuk masyarakat setempat.
"Sebenarnya kegiatan pasanan itu untuk santri yang mukim, tapi biasanya ada juga dari masyarakat desa atau alumni yang mengikuti dan itu diperbolehkan," jelasnya.
Selain kegiatan pengajian kitab, sambung Farhan, jelang Ramadhan santri juga melaksanakan roan. Roan adalah istilah yang digunakan oleh para santri di lingkungan pondok pesantren untuk melakukan kegiatan bersih-bersih secara massal atau kerja bakti.
"Santri juga melaksanakan bersih-bersih bersama, tadarus Al-Qur'an, ziarah makam dan yang lainnya untuk menyambut bulan ramadhan," tandasnya.