Daerah

Kemeriahan Ansor Ballon Culture Festival Wonosobo 2024

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Kemeriahan Ansor Ballon Culture Festival Wonosobo 2024

Festival baon udara yang digelar Ansor Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2024). (Foto: dok Ansor Kertek)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah menggelar Ansor Ballon Culture Festival 2024 atau festival balon udara di Lapangan Desa Candiyasan, Kertek pada Jumat (19/4/2024).


Warna-warni dan beragam motif balon udara yang dibuat secara tradisional tersebut menarik ribuan wisatawan dan warga lokal. Pemandangan Gunung Sumbing menambah ketertarikan pengunjung di lokasi digelarnya festival balon udara.


Kepala Satuan Koordinator Rayon (Kasatkoryon) Ahmad Sahid Makhfuroh menerangkan, festival yang digelar sejak Kamis (18/4/2924) itu sudah menyedot 5.000 hingga 6.000 orang perharinya.


Sahid menerangkan, sebanyak 36 balon pada hari pertama dan 48 balon di hari kedua itu dibuat dengan beragam motif-motif menarik. Seperti motif animasi, gradasi, pemandangan, dan batik sebagai bentuk melestarikan budaya Indonesia.


"Balon itu semuanya peserta membuat sendiri-sendiri bahkan pembuatan sampai ada yang 3 bulan, festival ini kita selenggarakan selepas bulan ramadhan, usai lebaran," kata Sahid kepada NU Online, Jumat (19/4/2024).


Festival balon udara bukan hanya digelar di Kertek, tetapi juga dilakansakan di hampir seluruh daerah di Wonosobo. Terhitung sebanyak 13 titik dan masing-masing titik menyelenggarakan selama 2 kali se-Wonosobo.


"Balon di Wonosobo ini sudah sejak tahun 80-an dan pernah dilombakan dengan cara dilepas pada tahun 2003-2007 yang bermaksud untuk melestarikan budaya yang ada di Wonosobo," jelasnya.


Kepala Desa Sumber Dalam Widayanto memberikan apresiasi terhadap kekompakan anak muda. Ia juga menyatakan bahwa festival tersebut adalah bagian dari syiar NU di Wonosobo.


"Serta sebagai ajang penampung kreativitas anak-anak muda di Wonosobo dalam pembuatan balon tradisional, sebab dari tahun ke tahun, kreativitas dan ide anak-anak muda dalam membuat motif balon semakin bagus dan dengan tingkat kerumitan serta detail yang semakin bagus," terangnya.


Terkait sejarah festival balon di Wonosobo, baik Widiyanto dan Sahid sama-sama mengatakan bahwa festival balon tersebut memang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.


"Disamping itu juga sebagai bentuk melestarikan budaya balon Wonosobo yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu," jelasnya.


Festival balon pernah dihentikan

Sahid menjelaskan, festival tersebut pernah dihentikan karena wilayah langit Wonosobo dilewati oleh jalur pesawat dari Bandaran III Surabaya, Bandara Semarang, dan Bandara Yogyakarta.


"Pada tahun 2017-2018 kita sempat dilarang oleh pihak terkait yaitu otoritas bandara dan PLN," katanya.


Setalah itu, festival balon bisa kembali diadakan dengan syarat balon bisa terbang dalam ketinggian yang tidak membahayakan dan ditambatkan tali.


"Di kemudian tahun sampai hari ini event ini kita wadahi dengan cara dan ketentuan yang berlaku dan prosedur yang sudah kita sepakati untuk balon harus ditambatkan," terangnya.