Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menghadiri vaksinasi di Pesantren Nurulhuda Garut, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022). (Foto: istimewa)
Garut, NU Online
Kamis (24/3/2022) kemarin akan menjadi hari dengan pengalaman yang tak terlupakan bagi Riki Rustandi, seorang santri Pesantren Nurulhuda, Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Betapa tidak, hari itu, santri yang akrab dipanggil Riki tersebut mengalami kesempatan langka, yakni menerima injeksi vaksin booster yang disaksikan beberapa pejabat teras PBNU.
Riki mengaku tidak pernah memperkirakannya. Apalagi dia saat itu memiliki tugas khusus untuk meliput visual acara tersebut. "Terbayang saja tidak. Saat itu saya fokus untuk medokumentasikan acara. Mulai dari pengambilan foto hingga mereka audio visual. Kesibukan tersebut membuat saya lupa bahwa saya sendiri belum divaksin hingga seremoni acara," ujar Riki dalam rilis yang diterima NU Online.
Riki mengatakan baru ingat bahwa dirinya belum divaksin setelah acara seremoni selesai. "Kebetulan acara kick-off ceremony mundur dari rencana. Tadinya mau digelar pukul 13.00 WIB, tetapi ternyata mundur. Acara baru selesai pukul 16.15. Begitu diumumkan bahwa vaksinasi akan diteruskan dan saksikan Rais Aam, saya baru ingat kalau belum divaksin. Saya lalu mendekati meja vaksin dan tidak menyangka kalau kemudian akan disaksikan oleh Mustasyar dan Rais Aam serta beberapa pejabat tinggi PBNU lainnya," sambungnya berbinar-binar.
Ditanya bagaimana perasaan dia saat itu? Riki menjawab, "Tentu campur aduk. Sebelumnya sudah dua kali vaksin, dan hanya berhadapan dengan petugas nakes. Ada keraguan dan juga rasa takut ketika vaksin dosis 1 dan 2."
Riki melanjutkan ketika menerima dosis 3, mungkin karena disaksikan oleh ulama-ulama yang dia hormati, sebagai santri dirinya merasa seperti mendapatkan dukungan moril yang luar biasa. "Rasa takut pun sirna," jujurnya.
Santri yang berasal dari Pakenjeng, Garut bagian selatan ini barangkali merupakan santri yang paling beruntung di Indonesia. Bagaimana tidak, mahasiswa Jurusan Akuntansi University's Garut tersebut divaksin di hadapan Rais Aam KH Miftachul Akhyar, Mustasyar KH M. Nuh Addawami, Ketua Hj. Alissa Wahid, Wasekjen KH Imron Hamid, Wasekjen Ai Rahmayanti, Sekretaris LKNU, Ketua Satkor Covid-19 PBNU, Ketua PWNU Jawa Barat dan jajaran PCNU Garut beserta Forkopimda Garut.
Pada kesempatan tersebut, Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menyatakan bahwa vaksinasi merupakan bagian dari ikhtiar menyelamatkan dan sekaligus membangun bangsa. "Vaksinasi adalah bagian dari perjuangan mempraktikkan salah satu maqashidus syari'ah, yakni hifdhun nafs (menjaga diri). Vaksinasi bukan saja menjaga diri sendiri, melainkan juga keselamatan orang lain," kata Rais Aam.
Rais 'Aam menjelaskan relasi vaksinasi dengan optimalisasi potensi generasi di masa mendatang. "Vaksinasi adalah ikhtiar untuk bangsa yang sehat. Bangsa yang sehat menjadi prasyarat bangsa yang kuat. Vaksinasi penting untuk menyambut puncak bonus demografi pada tahun 2035 nanti, di mana kita mengharapkan bisa memanen generasi emas pada tahu. 2045," tutur KH Miftachul Akhyar.
Pihaknya mengapresiasi Pesantren Nurulhuda yang telah memberikan teladan baik bagi masyarakat, termasuk dalam kesadaran vaksinasi.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan