Tegal, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal Jawa Tengah H Ahmad Wasyari mengingatkan pentingnya menjaga Aqidah Ahlussunah Waljamaah Annahdiyah. Pasalnya, saat ini banyak aliran-aliran radikal yang bertentangan dengan akidah kita sedang merajalela.
“Akidah Aswaja Annahdiyah harus tetap kita jaga di tengah banyaknya aliran radikal yang merajalela. Jumlah mereka memang minoritas, tapi kita sebagai warga nahdiyin tidak boleh lengah dan menganggap remeh keberadaan mereka,” tandas Wasyari
.
Hal itu ditegaskan H Ahmad Wasyari saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Tahun Baru Islam 1441 H dan Santunan Yatim Wa Dhuafa yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan Badan Otonom dan Pemerintah Desa Sutapranan serta masyarakat setempat, Ahad (15/9) di halaman Balai Desa Sutapranan Kecamatan Dukuhturi.
Sekretaris Dinas Dikbud Kabupaten Tegal itu juga menegaskan kepada warga NU yang hadir agar tidak pernah lelah berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama. Karena dengan berkhidmat pada NU, maka Insyallah akan mendapat keberkahan dan sekaligus akan diakui sebagai santrinya pendiri NU yaitu Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari.
“Jangan pernah bosan, apabila ada dari NU atau badan otonom baik Fatayat, Muslimat, Ansor, maupun IPNU-IPPNU yang sering datang mengetuk pintu rumah para hadirin apabila ada event-event NU. Justru kita harus berterimakasih, karena kita diberi kesempatan dan diingatkan untuk menyisihkan harta benda yang bisa disalurkan di jalan Allah, melalui organisasi NU serta kita juga mendapat keberkahan dari Nahdlatul Ulama,” ungkapnya
.
KH Ahmad Mutolib dalam ceramahnya mengingatkan warga NU untuk jangan pernah keluar dari NU, karena NU menjadi wadah akidah Ahlussunah Waljamaah. “Pegang erat Nahdlatul Ulama. Meski banyak aliran-aliran yang memusuhi NU dan anti Pancasila,” pesannya.
Ketua Ranting NU Desa Sutapranan Ustadz Ahmad Ulinnuha kepada NU Online, Senin (19/9) menuturkan, peringatan tahun baru Islam 1441 H yang dirangkai dengan santunan yatim dan dhuafa mengusung tema Mengokohkan Ukhuwah Annahdiyah.
Kegiatan digagas NU dan Badan Otonom serta Pemerintah serta masyarakat desa setempat. “Alhamdulillah, tahun ini ada 38 Anak yatim dan 140 kaum duafa yang mendapat santunan berupa uang, bingkisan serta makanan pokok,” ujarnya.
Ulinnuha menambahkan, kegiatan santunan bertujuan untuk mengetuk pintu kepedulian warga NU di Desa Sutapranan agar peduli kepada anak yatim dan kaum Duafa.
“Semoga acara ini bisa terus istiqamah dan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat kepada anak yatim dan kaum duafa, serta mampu meningkatkan semangat kita dalam berkhidmad di NU,” pungkasnya.
Kontributor: Ida Farkhati, Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz