Daerah

Keutamaan Bulan Muharram bagi Para Nabi

Kamis, 5 September 2019 | 05:15 WIB

Keutamaan Bulan Muharram bagi Para Nabi

foto: ilustrasi (NU Onlline)

Jombang, NU Online
Pengasuh Pesantren Bumi Damai Al-Mubibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur KH M Djamaluddin Ahmad menjelaskan sepuluh fadilah atau keutamaan bulan Muharram.
 
Fadilah tersebut ia sarikaan dari Kitab Nazaatul Majalis Wa Muntakhobun Mawaidz karya Syekh Abdurahman Al-Sofuri. Dan Kitab Al-Nawadzir karya Syekh Sihabuddin bin Salamah Al-Qolyubi. Menurut Kiai Jamal di dalam dua kitab ini diijelaskan banyak hal tentang fadilah bulan muharam, khususnya tanggal 10 Muharram atau 10 Sura setiap tahunnya.
 
"Pada malam senin yang akan datang, sudah masuk hari tasu'a yaitu hari ke-9 bulan Muharram. Pada malam Selasa masuk pada hari Assyuro yaitu tanggal 10 bulan Muharram. Pada dua tanggal itu, disunahkan untuk berpuasa yang disebut puasa Tasu'a dan puasa Assyura," katanya di Pesantren Al-Muhibbin, Selasa (3/9).
 
Ia menjelaskan, tanggal 10 Muharram juga disebut hari Assyura karena diambil dari kata Al-Asyir, yang berarti ke-10. Di dalam kitab Nazatul Majalis wa Muntakhabun Mawaidz juz 1 halaman 174 dijelaskan bahwa pada tanggal 10 Muharram Allah memuliakan 10 Nabinya.
 
"Pertama yaitu Istofa Adama, yang berarti Allah memilih Nabi Adam. Nabi Adam memiliki salah yang karena salahnya itu, Adam diturunkan ke bumi. Istrinya Hawa diturunkan di Jeddah, sedangkan Nabi Adam di Srilangka. Atas kesalahan itu, Nabi Adam bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah pada 10 Muharram," jelasnya. 
 
Kejadian kedua yaitu Allah mengangkat Nabi Idris ke langit pada pada tanggal 10 Muharram. Selanjutnya peristiwa berlabuhnya perahu Nabi Nuh yang mendarat di atas gunung Judd. Di mana air pada saat itu menggenangi bumi selama 150 hari. Air turun dari langit berwarna kuning, dan keluar dari bumi berwarna merah. Pada peristiwa ini juga Kakbah roboh. 
 
"Keempat, Allah mengangkat Nabi Ibrahim sebagai khalilullah atau kekasih Allah pada tanggal 10 Muharram. Dan kelima Allah mengampuni Nabi Daud pada tanggal 10 Muharram," beber alumni Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum ini.
Kiai Jamal menambahkan, pada 10 Muharram Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman. Di mana pada saat itu, Nabi Sulaiman pernah kehilangan kerajaannya.
 
Singkatnya, Nabi Sulaiman memerangi raja kafir dan anak perempuan dari raja kafir itu di nikahi. Karena istrinya selalu rindu kepada ayahnya, istrinya memohon kepada Nabi Sulaiman untuk dibuatkan patung yang menyerupai ayahnya.
 
Lambat waktu ternyata istri Nabi Sulaiman ini, menyembah patung ayahnya di luar pengetahuan Nabi Sulaiman. Karena menyembah patung itu, istrinya kemudian diikuti oleh setan. Suatu ketika pada saat Nabi Sulaiman wudlu, Nabi Sulaiman memiliki cincin sakti yang tidak boleh dibawa ke kamar mandi, sehingga dititipkan kepada istrinya. 
 
"Ternyata itu bukan istrinya melainkan setan yang menyamar sebagai istri Nabi Sulaiman. Oleh karena jimat Nabi Sulaiman adalah cincin, maka hilang sebagian kekuatannya," ceritanya.
 
Peristiwa ketujuh yang terjadi pada 10 Muharam adalah Allah memberi kesembuhan kepada Nabi Ayub. Nabi Yunus selama 40 hari berada di perut ikan, kemudian keluar juga pada 10 Muharram. Berkumpulnya Yusuf dan Yakub, yaitu bertemunya Nabi Yusuf dan Ya'qub setelah berpisah 40 tahun juga pada sepuluh Muharram.
 
Peristiwa yang terjadi pada para nabi di tanggal 10 Muharram yang terakhir adalah lahirnya Nabi Isa serta naiknya ia ke langit.
 
"Itulah 10 Nabi yang dimuliakan oleh Allah. Oleh karena itu tanggal 10 Muharram disebut 'Yaumul Assyura'. Banyak sekali fadilah dari 10 Muharram termasuk sedekah kepada 10 anak yatim. Orang dulu apabila mau sedekah tidak menunggu kaya, terkadang pada 10 Muharram," pungkasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Muiz