Jombang, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, Jawa Timur, H Zulfikar Dawam Ikhwanto mengatakan, pantang bagi organisasi Ansor menggerogoti NKRI. GP Ansor memiliki komitmen kuat tentang kebangsaan dan keagamaan dengan tetap menjaga keutuhan NKRI.
"Semua tindakan Ansor dan Banser berangkat dari komitmen tersebut. Tentunya hal ini sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah," tegasnya kepada NU Online, Ahad (1/9) di Jombang.
Komitmen kepemudaan lanjutnya, terutama Banser diwujudkan dalam bentuk membuat Banser Lalu Lintas, Banser Tanggap Bencana, Badan Ansor Anti Narkoba, Banser Maritim, pengawalan pengajian, menjaga kiai, Banser Husada, dan relawan kebakaran. Tujuan semua itu agar pemuda Banser bisa menjadi khairunnas anfauhum linnas dan kegiatannya riil dirasakan masyarakat.
"Banser punya komitmen kuat menjaga empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD. Banser di garda terdepan menjaga Indonesia dari Papua hingga Aceh. Jadi sangat aneh sekali bila Banser dikatakan intoleran dan memecah persatuan bangsa," tambah alumni SMA 2 Jombang ini.
Dengan kuatnya persatuan antar anak bangsa, Gus Antok panggilan akrabnya, yakin Indonesia bisa bicara banyak dalam banyak hal di dunia Internasional. Indonesia punya modal Sumber Daya Alam yang melimpah dan Sumber Daya Manusia yang cukup banyak. Hanya saja mereka butuh pembekalan khusus.
"Ayo kita jaga, biar Indonesia bisa menjadi negara yang kuat, maju, dan makmur. Sehingga bisa bicara banyak di dunia internasional," tandas Gus Antok.
Dijelaskan, munculnya tujuh tuntutan masyarakat Papua ke Pemerintah Indonesia yang salah satunya berbunyi 'bubarkan Banser' misalnya, tak menyurutkan langkah Ansor dan Banser menjaga NKRI.
"Ansor dan Banser tak kan mundur selangkahpun untuk menjaga ulama, kiai, dan NKRI, meski sering dihantam kanan kiri," tegasnya.
Nama Ansor ini merupakan saran KH Abdul Wahab, dinisbatkan ke nama pemberian Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah saat nabi hijrah dari Mekkah. KH Abdul Wahab Hasbullah sendiri adalah tokoh pesantren yang dilahirkan di Jombang pada 31 Maret 1888. Ayahnya bernama Hasbullah Said, Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Keturunan Kiai Wahab yang masih aktif di politik saat ini adalah Hj Mundjidah Wahab (Bupati Jombang).
Ansor resmi menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 10 Muharam 1353 H atau 24 April 1934.
"Dalam perjalanannya, Banser bermula dari Ansor Cabang Malang yang melebarkan sayap organisasi dengan membuat gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama). Hari ini disebut Banser (Barisan Ansor Serbaguna)," pungkas Gus Antok.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Muiz