Khawatir Gempa Susulan, Warga Pulau Bawean Gresik Mulai Mengungsi
Jumat, 22 Maret 2024 | 21:33 WIB
Bangunan rumah rusak akibat gempa susulan pada pukul 16:00 Wib di Dusun gunung, Desa klompanggubug, Kecamatan Tambak. (Foto: Dok. Pribadi)
Gresik, NU Online
Puluhan warga Pulau Bawean, Gresik mengungsi ke perbukitan, menyusul adanya gempa susulan magnitudo 6,5 di kedalaman 10 kilometer timur laut Tuban, Jumat (22/3/2024).
Lilik Sakdiyah dari Desa Klompanggubug, Tambak, Gresik, mengatakan saat ini warga mulai berpindah ke dataran tinggi karena khawatir akan gempa susulan dan surutnya air laut.
"Saat ini sudah mulai pindah ke dataran paling tinggi salah satunya ke perbukitan karena khawatir ada gempa susulan apalagi air laut sempat surut. Air pegunungan juga sudah mulai keruh," ujar Lilik kepada NU Online, Jumat (22/3/2024).
Lilik bersama warga lain bahkan menyelenggarakan shalat taraweh di lapangan tanpa sempat buka puasa karena khawatir gempa susulan sementara banyak bangunan yang rusak.
"Enggak sempat masak, mau ke rumah saja takut. Sudah banyak rumah yang ambruk. Sekolah ada banyak yang rusak," imbuhnya.
Lilik menyesalkan lambatnya informasi terkait gempa. Saat terjadi gempa pertama dia tengah di perjalanan kemudian mendapat informasi dari rekannya.
"Teman saya di Gresik telepon menanyakan kabar di Bawean karena ada gempa. Saya lihat BMKG titiknya lebih dekat ke Bawean ketimbang di Tuban. Padahal informasinya pusatnya di Tuban," katanya.
Kekhawatiran semakin meningkat ketika gempa kedua dan ketiga terjadi pada sekitar jam 1 siang dan jam 4 sore. "Itu sangat luar biasa mengguncang masyarakat Bawean Karena banyak bangunan runtuh," ujarnya.
Lilik mengaku sampai saat ini, bantuan belum tersedia dari pemerintah, dan warga mengandalkan inisiatif mereka sendiri untuk membantu satu sama lain. Ia berharap pemerintah segera mengirim bantuan untuk warga terdampak.
"Saat ini masyarakat belum buka puasa karena seharian kita masih khawatir belum ada yang berani masuk ke dalam rumah atau masak di dapur. Paling bisa minum doang. Kami harapkan pemerintah segera mengirim bantuan makanan untuk kami yang terdampak," jelasnya.
Warga lainnya dari Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Aminah mengalami hal serupa. Keadaan memaksa ia dan warga lain untuk mengungsi di lapangan pondok pesantren Al Amin Sukaoneng.
"Ini kami taraweh di halaman masjid karena jam 7 tadi ada gempa susulan. Kami juga tidur di lapangan. Anak-anak pondok juga pada pulang semua libur empat hari besok ujian UNBK juga diliburkan dulu," imbuhnya.
Kondisi ini juga menyebabkan kepanikan tambahan karena putri Aminah sedang sakit, dan rumahnya hampir roboh. "Anak saya sakit, ini saja masih gemetar karena saya lihat sendiri gerakan gempa ke timur dan barat. Rumah saya hampir ambruk," tandas Aminah.
Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,5 di Laut Jawa yang mengguncang sejumlah wilayah di Indonesia, pada Jumat, sementara tidak menunjukkan tanda-tanda potensi tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono mengatakan data terakhir sekitar pukul 16.52 Wita, berdasarkan kejadian dan parameter gempa bumi terjadi di wilayah Laut Jawa pada jarak 114 kilometer arah timur laut Tuban, Jawa Timur, pada kedalaman 12 kilometer.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme," kata Daryono melalui siaran pers.
Dampak gempa bumi, kata dia, berdampak dan dirasakan di Pulau Bawean dengan intensitas V-VI MMI dengan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan terpelanting, terjadi kerusakan ringan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan gempa bumi ini merupakan bagian rangkaian gempa bumi di Laut Jawa dengan kekuatan magnitudo 6,0 yang terjadi pada pukul 12.22 Wita hingga pukul 17.15 Wita. Sementara hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 22 aktivitas gempa bumi.
"Saya mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.
Daryono meminta masyarakat yang terdampak getaran agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, dan memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.