Daerah

Kisah Kegigihan Anwar, Guru SDN 04 Pulau Tidung yang Seberangi Lautan Tiap Hari

Selasa, 26 November 2024 | 18:00 WIB

Kisah Kegigihan Anwar, Guru SDN 04 Pulau Tidung yang Seberangi Lautan Tiap Hari

Anwar, Guru di SDN 04 Pulau Tidung. Ia tiap hari harus menyeberangi lautan untuk menemui anak didiknya di Pulau Payung, lokasi SDN 04 Pulau Tidung. (Foto: dok. pribadi)

Jakarta, NU Online

Anwar, seorang guru yang mengajar di SDN 04 Pulau Tidung yang terletak di Pulau Payung, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, telah memberikan dedikasinya terhadap dunia pendidikan. Baginya, guru adalah panggilan jiwa.


Anwar lahir dan tinggal di Pulau Tidung. Ia kini menjadi sosok yang dikenal bukan hanya karena kegigihannya dalam mengajar, tetapi juga karena perjuangannya yang luar biasa dalam menanggulangi tantangan geografis, alam, dan keterbatasan fasilitas di tempat ia mengajar.


Mewujudkan cita-cita sang ibu

Bagi Anwar, menjadi seorang guru adalah cita-cita yang ia warisi dari sang ibu. Sejak kecil, ia mendengar cerita tentang betapa mulianya profesi seorang guru dalam membentuk generasi penerus bangsa.


Sebagai anak yang berbakti, Anwar bertekad untuk mewujudkan impian ibunya yang ingin menjadi seorang guru, meski tak terwujud di masa hidupnya.


Melalui pendidikan, Anwar ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, di Pulau Tidung.

 
Logo dan Tema Hari Guru Nasional 2024. (Foto: Kemendikdasmen) 


Anwar memulai perjalanan pendidikannya dengan melanjutkan kuliah di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada 2000-2004. Setelah lulus, ia mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya dengan mengajar di sekolah negeri, meski awalnya ia tidak mengajar sesuai dengan jurusannya. Anwar mengajar sebagai guru olahraga selama enam tahun pertama kariernya.


"Mengajar olahraga membuat saya banyak belajar tentang kesabaran dan bagaimana cara memotivasi siswa untuk bisa berkembang," kata Anwar dengan senyum bangga.


Tantangan-tantangan

Hal yang menjadi tantangan utama Anwar bukanlah materi pelajaran atau hubungan dengan siswa, melainkan perjalanan sehari-harinya yang harus menempuh jarak yang cukup jauh.


Setiap hari, Anwar harus menyeberangi laut dari Pulau Tidung ke Pulau Payung. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kapal motor. Meskipun jaraknya terbilang pendek, tapi perjalanan ini bukanlah hal yang mudah.


Tantangan terbesar yang dihadapi Anwar adalah kondisi alam. Ketika cuaca bersahabat, perjalanan bisa ditempuh dengan lancar. Namun, pada musim angin barat daya atau saat cuaca buruk, ombak yang tinggi dan cuaca buruk bisa membuat perjalanan sangat berbahaya.


"Ketika musim barat daya datang, kami harus bertaruh nyawa. Ombaknya tinggi, dan kapal yang kami tumpangi kadang goyah," ujar Anwar mengenang pengalaman-pengalaman yang penuh ketegangan.


Selama bertahun-tahun mengajar, Anwar dan rekan-rekan guru lainnya sering kali harus membaca cuaca sebelum berangkat. Mereka mempersiapkan diri dengan mengenakan pelampung dan memastikan kondisi kapal dalam keadaan prima.


"Keamanan kami adalah prioritas utama. Kami tidak hanya bertaruh nyawa untuk mengajar, tapi juga demi keselamatan kami sendiri," lanjutnya.


Mencapai prestasi membanggakan

Walaupun perjalanan sehari-hari yang penuh tantangan, Anwar tetap menunjukkan dedikasinya untuk mengajar dan mendidik generasi muda. Tak hanya mengajar dengan tekun, Anwar juga berhasil meraih sejumlah prestasi gemilang.


Pada 2017, ia berhasil mendapat penghargaan Guru Inovasi, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi seorang guru yang tinggal di kepulauan terpencil. Di tahun yang sama, Anwar berhasil membawa salah satu siswanya meraih Juara 2 pada ajang Siswa Inovasi.


Namun, yang paling membanggakan bagi Anwar adalah keberhasilannya membawa siswa-siswanya mewakili kabupaten dalam lomba cabang olahraga renang tingkat provinsi.


"Kami tidak memiliki banyak siswa, tetapi saya selalu berusaha untuk menemukan potensi dalam diri mereka dan mengembangkannya," ujar Anwar.


Dalam dua tahun berturut-turut, siswa-siswi yang dibimbing oleh Anwar berhasil meraih prestasi luar biasa di tingkat kabupaten dan provinsi, mengharumkan nama Pulau Tidung dan Pulau Payung.


Fasilitas dan dukungan pihak sekolah

Mengajar di Pulau Payung bukanlah tanpa kendala. Di luar tantangan alam dan perjalanan yang jauh, Anwar juga menghadapi keterbatasan fasilitas di sekolah tempat ia mengajar.


Meskipun gedung sekolah di SDN 04 Pulau Tidung cukup baik dengan lantai dua yang bersih dan nyaman, tapi ada satu masalah utama yang mengganggu proses belajar mengajar yaitu sinyal telekomunikasi yang buruk.


Hal ini membuat Anwar dan rekan-rekannya sering kali terlambat menerima informasi penting, yang kadang-kadang menghambat kelancaran administrasi dan komunikasi antarsekolah.


Namun, meski segala keterbatasan ini ada, Anwar tetap berusaha maksimal.


"Kami belajar untuk memanfaatkan apa yang ada. Dengan jumlah siswa yang sedikit, saya harus memodifikasi strategi pembelajaran agar lebih efektif," kata Anwar.

 
Anwar saat sedang mengajar di SDN 04 Pulau Tidung yang terletak di Pulau Payung, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. (Foto: dok. pribadi) 


Di kelas yang hanya memiliki dua atau tiga siswa, Anwar harus lebih kreatif dalam memberikan materi agar semua siswa dapat memahami dengan baik. Metode-metode pembelajaran yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari pendekatan langsung, diskusi, hingga penggunaan media sederhana untuk membantu proses belajar mengajar.


Sumber inspirasi

Orang tua dan istrinya menjadi sumber inspirasi Anwar dalam mendidik siswa-siswi di SDN 04 Pulau Tidung. Orang tuanya selalu mengajarkan nilai-nilai keikhlasan dan kerja keras, sedangkan istrinya selalu mendukung perjuangannya tanpa kenal lelah.


"Istri saya adalah penyemangat terbesar dalam hidup saya. Dia selalu mendukung saya dalam setiap langkah, bahkan ketika saya harus melewati perjalanan yang penuh tantangan," ucap Anwar dengan nada penuh terima kasih.


Bagi Anwar, profesi guru bukanlah pekerjaan biasa. Ia menyebut, guru adalah orang yang berusaha menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mendidik anak bangsa menjadi pribadi yang lebih baik.


Anwar percaya bahwa tugas seorang guru adalah membangun manusia yang beradab, menghargai sesama, dan memiliki integritas yang tinggi.


Harapan untuk pendidikan Indonesia

Anwar memiliki harapan besar untuk pendidikan di masa depan. Ia ingin pendidikan mampu melahirkan generasi yang bertanggung jawab bagi sesama.


"Saya ingin pendidikan tidak hanya menjadi legalitas untuk masuk dunia kerja, tetapi lebih dari itu. Pendidikan harus mampu membentuk manusia yang berkarakter, beradab, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama," harapnya.


Dalam pandangan Anwar, pendidikan bukan hanya tentang mencetak individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga tentang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang akan membentuk generasi yang lebih baik.