Jember, NU Online
NU Care-Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jember hampir tak pernah absen dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, mulai dari santunan untuk korban kebakaran, bagi-bagi beras, hingga memberikan beasiswa untuk anak-anak tak mampu. Kali ini NU Care-LAZISNU Jember menyediakan khitanan gratis.
Bekerja sama dengan Rumah Sehat Zura, NU Care-LAZISNU Jember memberikan layanan khitanan gratis bagi anak yatim dan anak keluarga tak mampu. Pelaksanaan khitanan setiap hari Jumat untuk 3 hingga 5 orang di Rumah Sehat Zura, Dusun Krajan, Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember . Syaratnya adalah peserta khitan menyetor foto copy kartu keluarga (KK), KTP dan foto yang bersangkutan ukuran 4×6.
“Bagi anak-anak yang mau khitan gratis dengan layanan memadai, monggo daftar di LAZISNU,” ujar Sekretaris LAZISNU Jember, Jawa Timur, Muhsin Alatas di sela-sela khitanan perdana di Rumah Sehat Zura, Jumat (13/9).
Menurut Muhsin, program tersebut dimaksudkan untuk membantu meringankan tugas para orang tua dalam melaksanakan kewajibannya mengkhitan anaknya. Lebih-lebih saat ini, ekonomi masyarakat masih belum pulih akibat terpapar virus Corona. Selain itu, sesungguhnya biaya khitanan lumayan mahal, berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 750.000.
“Maksdunya jika kami mampu memberikan layanan khitan secara gratis, kan lumayan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Terus, tempatnya juga di ruangan, tidak banyak antre juga,” ulasnya.
Sementara itu, pemilik Rumah Sehat Zura, Ahmad Naufal Al-Farisi menegaskan, layanan khitanan gratis bersama LAZISNU akan digelar sepanjang masa setiap hari Jumat. Katanya, meskipun kewajiban khitan hanya satu kali bagi Muslim, namun populasi anak-anak terus bergerak, sehingga keberadaan layanan khitanan gratis selalu dibutuhkan.
“Pokoknya kami siapkan semuanya, dengan peralatan dan pelayanan yang standar. LAZISNU bertugas di lapangan untuk mendata dan memverifikasi calon peserta khitan. Kami pelaksananya,” ujar Naufal, sapaan akrabnya.
Bagi Naufal, program tersebut adalah wujud pengabdiannya untuk NU dan masyarakat. Sebagai kader NU, pihaknya mengaku terpanggil untuk memberikan sumbangsih sesuai dengan profesinya.
“Apa yang bisa kita berikan, itulah yang kita sumbangkan,” tuturnya.
Alumnus Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo itu juga berharap agar masyarakat mempercayakan layanan kesehatan kepada klinik, atau lembaga kesehatan yang dimiliki warga NU. Sebab, kualitasnya juga terus ditingkatkan seiring tuntutan zaman.
“Kualitas pelayanan dan alat-alat ya harus ditingkatkan kalau tidak mau ketinggalan,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: MUhammad Faizin