Kiai Manshur Jember, Sosok yang Sabar dan Istiqamah Itu Wafat
Selasa, 8 September 2020 | 23:51 WIB
Kiai Manshur dikenal sebagai sosok yang sangat penyabar. Kedisiplinannya juga tinggi dalam berorganisasi (NU). Ia pernah menjadi Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember selama dua periode. (Foto: Istimewa)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Mendung duka kembali menyelimuti Jember, Jawa Timur. Salah seorang putra terbaik NU Jember, KH Manshur Sholih berpulang ke pangkuan Allah dalam usia 76 sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa (8/9) malam. Kiai Manshur meninggal dunia di Klinik Ampel, Kecamatan Wuluhan, Jember setelah menderita penyakit typus selama 5 hari di klinik tersebut.
Kiai Manshur dikenal sebagai sosok yang sangat penyabar. Kedisiplinannya juga tinggi dalam berorganisasi (NU). Ia pernah menjadi Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember selama dua periode sekitar 11 tahun yang lalu. Saat itu ia berduet dengan KH Muhyiddin Abdusshomad sebagai Ketua PCNU Jember. Bersama Kiai Muhyiddin, ia berhasil menahkodai NU Jember dengan baik dan kondusif.
“Beliau memang sangat luar biasa penyabar, dan disiplin juga,” ucap Katib Syuriyah PCNU Jember, KH Ahmad Dawam Wahid kepada NU Online di Jember, Selasa (8/9).
Menurutnya, Kiai Manshur juga cukup perhatian terhadap hal-hal yang ‘kecil’. Misalnya saat PCNU Jember membuat Tuntunan Shalat dan Wudlu’ dalam bentuk video. Saat itu, peralatan video dan media sosial tidak secanggih sekarang, sehingga banyak kendala dalam membuat video tersebut.
“Waktu video itu masih dalam draf, kami sodorkan tayangan videonya kepada beliau di ndalem-nya. Dan ternyata banyak sekali masukan beliau untuk kebaikan video itu, artinya beliau peduli,” ulas Kiai Dawan, sapaan akrabnya.
Selain ‘ngurusi’ NU, Kiai Manshur juga mengurusi pesantren miliknya yang terletak di Jalan H. Sholih Nomor 01, Dusun Kepel, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Jember yang bernama Pondok Pesantren Al-Falah Putri.
Setelah tidak lagi menjadi Rais Syuriyah PCNU Jember, ia fokus mengasuh santrinya, dan mengajar sejumlah kitab kuning. Kendati demikian, Kiai Manshur masih menjadi mustasyar di PCNU Jember. Komunikasi dengan pengurus NU, juga masih ia jalin.
Selain penyabar, Kiai Manshur juga dikenal sebagai sosok yang sangat istiqamah, khususnya dalam mengajar. Sehari semalam, ia mengajar dua kitab kuning, dan tak pernah absen jika tidak ada uzur yang sungguh-sungguh.
“Keistiqamahannya dalam mengajar, luar biasa, meskipun beliau sudah sepuh,” ungkap salah seorang santrinya, Rohim.
Bahkan dalam beberapa hari terakhir saat tubuhnya kerap terasa lemas akibat penyakit typus, Kiai Manshur masih tidak mau libur untuk mengajar. Menurut Rohim, terkadang di suatu hari ia sudah memutuskan untuk libur mengajar karena daya tahan tubuhnya berkurang, tapi kemudian tiba-tiba badannya terasa agak membaik, maka langsung ambil kitab dan mengajar. Dan para santri pun menyambutnya dengan haru.
“Jadi kalau terasa mendingan sedikit saja, beliau tak bisa libur mengajar,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: MUhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua