Subang, NU Online
Ada yang berbeda dalam muludan Yayasan Islamic Center Daarul Ikhlash (YICDAI) tahun ini. Lembaga yang membawahi Pesantren, MI, MTs dan MA menampilkan orasi tabuhan Lesung (orang Sunda biasa menyebutnya lisung) yaitu alat penumbuk padi sebelum mesin huller ditemukan.
<>
Lesung tersebut ditabuh pada hari Ahad (10/2) oleh ibu-ibu usia 50-60 tahunan dalam acara peringatan Maulid Nabi dan sekaligus Milad ke-8 YICDAI.
Menurut Fatah Yasin Ekayana, selaku Ketua Umum YICDAI, ditampilkannya orasi tabuhan lisung ini adalah untuk menjaga tradisi dan kebudayaan leluhur yang sudah hampir musnah.
“Kita ingin menjaga tradisi dan kebudayaan leluhur kita yang sudah hampir bisa dikatakan musnah,” papar Pengurus NU Kalijati, Subang tersebut.
Alumni Uninus Bandung ini pun berencana akan memasukkan Lisung ke dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau madrasah yang dikelola olehnya.
“Nanti ini (Lisung, red) akan masuk dalam ekstrakurikuler, nanti para siswa MTs dan MA akan diarahkan karena saya yakin dalam kebudayaan ini ada nilai-nilai positif untuk anak” Ujarnya
Dari pantauan NU Online, penabuh lisung terlihat begitu antusias dalam menghibur ratusan orang yang hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan di Komplek YICDAI yang beralamat di Desa Caracas, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang.
Selain masyarakat sekitar, kegiatan tersebut dihadiri jajaran Camat dan Perwakilan dari Kapolsek Kalijati serta Ir. Beni Rudiono (Anggota DPRD Kab. Subang), puncak acaranya adalah tausiyah agama dari Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Subang, Makmur Sutisna.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Aiz Luthfi