Brebes, NU Online
Pelajar merupakan salah satu tombak perjuangan NU sehingga harus dikenalkan harakah jamiyah, salah satunya melalui pelatihan kaderisasi secara formal. Untuk itu, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menggelar Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) yang keempat kalinya.
Berbeda dengan Makesta sebelumnya, pelatihan yang digelar di MTs Ma’arif NU 06 Bandungsari, Desa Bandungsari, Kecamatan Banjarharjo ini dibagi berdasarkan zona setiap wilayah di Kecamatan Banjarharjo.
Dalam kepengurusan tahun ini, PAC IPNU-IPPNU Banjarharjo mengkhususkan pergerakan kaderisasi untuk membagi wilayah yang terdiri dari Banjarharjo Selatan, Banjarharjo Tengah, dan Banjarharjo Barat. Pembagian ini bertujuan untuk memaksimalkan pengkaderan. Alhasil, acara yang dilaksanakan Senin hingga Selasa (23-24/12) ini diikuti sebanyak 119 peserta dari Banjarharjo Selatan.
“Alhamdulillah, maksud dan tujuan kami berhasil. Dengan dibaginya Makesta di setiap wilayah menuntut kami untuk lebih fokus melakukan follow up dan sosialisasi terhadap pelajar baik yang sudah mengikuti ataupun yang belum mengikutinya. Ini langkah awal yang positif demi kemajuan PAC IPNU-IPPNU Banjarharjo,” kata Ahmad Toharudin, Rabu (25/12).
Ketua panitia ini menjelaskan bahwa sesuai denga tema, Makesta kali ini mengenalkan kepada para pelajar NU untuk bisa hidup berbangsa, bernegara, dan beragama dengan baik.
“Artinya dapat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengenal Islam rahmatan lil alamin. Untuk itu, peserta disuguhi beberapa materi termasuk wawasan kebangsaan, keaswajaan, dan keNUan,” jelasnya.
Tidak jauh beda dari Makesta yang pernah digelar, para peserta sangat antusias, terlebih saat menyayikan Mars Ya Lal Wathan ditambah gerakan tangan mengepal yang menggambarkan semangat cinta tanah air. Sebagai anggota, mereka dituntut untuk setia kepada organisasi.
Lili Romli, selaku Ketua PAC IPPNU Banjarharjo mengatakan bahwa dalam berorganisasi harus didasari dengan hati yang ikhlas dan tanpa pamrih.
“Karena organisasi tidak akan memberikan materi untuk yang berkhidmah, melainkan kita sebagai anggota yang akan mengeluarkan materi untuk kehidupan sebuah organisasi,” katanya. Dirinya juga mengingatkan jangan mengedepankan ego sendiri, karena akan berdampak fatal terhadap eksistensi organisasi, lanjutnya.
Menurut pengakuannya, ini merupakan awal kebangkitan IPNU IPPNU di wilayah Banjarharjo Selatan.
“Besar harapan para kader IPNU IPPNU yang sudah berpengelaman, militansinya bertambah agar sosialisasi di setiap zona lebih meningkat sehingga kita bisa berkhidmah di Kecamatan Banjarharjo,” katanya.
Dalam pandangannya, harus semakin banyak khidmat yang diberikan IPNU-IPPNU di Kecamatan Banjarharjo.
“Karena kita adalah bibit unggul untuk meneruskan perjuangan amaliah, fikrah, harakah, dan ghirah kakak-kakak kita dan para sepuh NU di Banjarharjo,” katanya.
“Banyak suka dan duka yang kami lewati selama dua hari ini. Terutama pelajaran yang dapat diambil. Makesta ini mengajarkan kami untuk melatih jiwa kepemimpinan. Hebatnya, di setiap Makesta acaranya tak monoton melainkan diselingi berbagai games dan ice breaking,” jelas Dila, salah seorang peserta.
Kontributor: Nur Adinda Salsabila
Editor: Ibnu Nawawi