Masjid Jamik Al-Baitul Amin Jember, Jawa Timur dipastikan tak akan menggelar shalat Idul Fitri 1441 H. Pasalnya, sesuai dengan surat edaran Pemerinah Kabupaten Jember yang diamini oleh sejumlah lembaga negara dan organisasi keagamaan, bahwa shalat Idul Fitri sebaiknya dilaksanakan di rumah saja. Sehingga masjid yang berada di jantung kota Jember itu, mesti steril dari pelaksanan shalat Idul Fitri.
“Selanjutnya kami mengimbau kepada para jamaah untuk shalat Idul Fitri di rumah masing-masing,” ujar Ketua Pengurus Masjid Jamik Al-Baitul Amin Jember, H Hasin Syafrawi kepada NU Online di kediamannya, Jumat (22/5).
Menurut H Hasin, sejatinya sejak awal pihak pengurus masjid merencanakan shalat Idul Fitri sebagaimana biasa, bahkan imam dan khotib telah ditunjuk KH Badus Shodiq. Namun karena pergerakan Covid-19 di Jember cukup masif, ditambah adanya surat edaran Bupati Jember terkait ‘petunjuk’ shalat Idul Fitri, maka akhirnya diputuskan tidak ada kegiatan shalat Idul Fitri di masjid kebanggaan warga Jember itu.
“Kita mesti mendukung upaya pemerintah untuk membasmi Covid-19. Kita tidak ingin kondisi seperti ini terus terjadi, karena sangat mengganggu,” tambahnya.
Selama Ramadhan, Masjid Jamik Al-Baitul Amin Jember tetap menggelar sejumlah kegiatan. Diantaranya adalah shalat Tarawih, tadarus (sore dan malam), kuliah tujuh menit antara Tarawih dan shalat Witir, kuliah subuh, i'tikaf, dan peringatan Nuzulul Quran. Namun semua itu dilakukan dengan memenuhi protokol kesehatan.
“Misalnya untuk shalat Tarawih, jamaah wajib menggunakan masker, menjaga jarak, dan sebagainya. Sedangkan untuk tadarus, pembacanya cuma 4 hingga 5 orang, yang lain mustamik (pendengar), tapi juga jaga jarak” tambahnya.
Acara lain yang mendapat perhatian jamaah adalah dialog agama Islam yang digelar menjelang buka puasa, dan disiarkan langsung oleh RRI. Program tersebut cukup banyak penggemarnya karena selain membuka sesi tanya jawab langsung kepada nara sumber (di masjid), juga melayani pertanyaan via telepon. Namun untuk Ramadhan tahun ini teknisnya diubah. Tempatnya tidak lagi di masjid. Nara sumber bisa di mana saja, yang penting bisa menyampaikan materi kajian dan bisa melayani pertanyaan jamaah.
“Jadi tidak ada tatap muka, tapi tetap jalan seperti biasanya,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Ketua PD Dewan Masjid Indonesia Jember, H Hawari Hamim, menyambut baik keputusan Pengurus Masjid Jamik Al-Baitul Amin untuk tidak menggelar shalat Idul Fitri.
“Saya yakin, karena masjid ini menjadi rujukan, saya yakin akan diikuti oleh banyak masjid yang lain,” terangnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi