Cirebon, NU Online
Tanggal 8 Syawal menjadi ajang tahunan hari raya ketupat. Tahun 1446 H, momentum ini jatuh pada Senin (7/4/2025) menyusul Idul Fitri yang ditetapkan Pemerintah dan diikhbarkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) jatuh pada Senin (31/3/2025).
Hari raya ketupat ini juga diperingati di Pondok Buntet Pesantren Cirebon Jawa Barat. Sejumlah masyarakat dari berbagai daerah datang berkunjung untuk sowan kepada para kiai dengan tujuan berlebaran, saling mohon maaf dan silaturahim.
NU Online berkesempatan sowan kepada Pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren KH Muhadditsir Rifa'i. Seorang santri dari belakang datang menyuguhkan ketupat lengkap dengan lauk sayur tempe dengan warna cokelat pekat penuh cabai hijau dan kentang yang sudah berwarna merah cabai.
"Ini khasnya kalau Raya Ketupat itu," kata kiai yang juga pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon itu.
Warna cokelat pekat itu dihasilkan dari kecap manis yang meresap bersama dengan santan. Rasa gurih santan dan manis kecap itu menyatu dengan pedas cabai. Rasa pedas itu juga kian kentara dengan sambal goreng yang melaburi kentang.
Sementara itu, Hj Fatmah memberikan sajian berbeda. Tidak hanya sayur tempe atau oncom dan kentang sebagaimana disebut di atas, tetapi juga ada sayur ayam calon. Sayur ini berisi ayam dengan bumbu kuning yang dimasak bersamaan dengan parutan kelapa.
Baca Juga
Khotbah di Akhir Bulan Syawal
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Cirebon 2016-2018 Mohammad Mu'min tampak memilih menikmati ketupat dan tahu yang dibumbui kecap khusus, lengkap dengan ulekan cabai rawit dan bawang merah.
Sajian lainnya adalah ketupat dengan bumbu kacang, lengkap dengan toge, timun, dan tahu. Menu demikian biasa ditemui di berbagai wilayah dan dikenal dengan satu nama, ketoprak.
Tampak halaman Masjid Agung Pondok Buntet Pesantren dipenuhi sejumlah kendaraan dan orang-orang yang berlalu-lalang. Tampak pula para pedagang yang menyambut ratusan tetamu. Ada yang menjajakan martabak, bakso, tahu petis khas Cirebon, hingga mainan.
Baca Juga
Doa Ziarah Kubur di Musim Lebaran
Bukan hanya silaturahim dan berlebaran, sebagian lainnya juga datang dengan membawa putra-putrinya yang kembali ke pondok untuk melanjutkan pembelajarannya setelah libur Idul Fitri.