Nahdliyin Bawean Luncurkan Buku Risalah Pancasila Karya Ulama Setempat
Rabu, 2 Oktober 2024 | 18:00 WIB
KH Abdul Munim DZ saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku Risalah Pancasila karya KH Asyiq Mukri, Ulama Bawean santri Hadratussyekh KH Hasyim Asyari, di Masjid Ar-Rahmah, Desa Gelam, Bawean, pada Selasa (1/10/2024). (Foto: dok. panitia)
Bawean, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin Bawean, Gresik, Jawa Timur merayakan Hari Kesaktian Pancasila di Masjid Ar-Rahmah, Desa Gelam, Bawean, pada Selasa (1/10/2024).
Acara itu diwarnai dengan peluncuran buku Risalah Pancasila, karya almarhum KH Asyiq Mukri, seorang ulama besar asal Gelam, Bawean.
Ketua Tanfidziyah PCNU Bawean KH Muhammad Fauzi Rouf menyatakan bahwa biasanya di masjid ini, warga membaca shalawat dan manaqib Syekh Abdul Qadir, tetapi kali ini mereka membaca manaqib karya ulama mereka sendiri KH Asyiq Mukri.
“Selama ini, KH Asyiq Mukri dikenal sebagai ulama yang pernah menimba ilmu di Pesantren Tebuireng, di bawah bimbingan langsung Hadratussyekh Hasyim Asy'ari,” katanya, melalui rilis yang diterima NU Online, Rabu (2/10/2024).
Menurutnya, keberadaan manuskrip karya KH Asyiq Mukri ini sebenarnya sudah diketahui oleh beberapa pihak. Namun, hanya KH Abdul Mun'im DZ yang benar-benar serius meneliti manuskrip tersebut.
"Setelah ditunjukkan, Kiai Mun'im DZ berhasil melakukan penelitian mendalam dan mengonstruksi manuskrip itu menjadi sebuah buku yang layak diterbitkan dan disebarluaskan ke seluruh Indonesia," lanjut Kiai Fauzi Rouf.
Kiai Abdul Mun'im DZ mengungkapkan bahwa penemuan manuskrip ini di Bawean adalah sebuah mutiara yang berharga.
“Di sini, saya menemukan karya KH Asyiq Mukri yang ditulis pada tahun 1945,” katanya.
Dalam proses perumusan Pancasila ini, tidak hanya anggota BPUPKI yang terlibat, tetapi juga segenap tokoh cerdik cendekiawan dan ulama dari seluruh Nusantara.
Mereka memberikan kontribusi pemikiran, sebagaimana mereka juga menyumbangkan tenaga, harta, dan nyawa untuk mendirikan Republik Indonesia.
KH Asyiq Mukri diketahui pernah menjadi asisten dari KH Wahid Hasyim yang turut menyiapkan dasar negara pada sidang BPUPKI.
Kiai Mun'im DZ menjelaskan bahwa Pancasila yang dikenal saat ini merupakan hasil dari berbagai usulan dari Moh Yamin, Soepomo, Soekarno, termasuk KH Asyiq Mukri.
Berikut lima butir rumusan Pancasila versi KH Asyiq Mukri:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Yang Bulat
3. Perikemanusiaan dan Kesusilaan
4. Kedaulatan Rakyat atau Demokrasi
5. Kedaulatan
Dalam konsep KH Asyiq Mukri, terlihat bahwa negara kesatuan telah menjadi pilihan syar'i sejak awal, sebagaimana tercermin dalam sila kedua, yaitu Kebangsaan yang Bulat. Ini menunjukkan aspirasi untuk membentuk negara kesatuan, bukan bentuk negara serikat atau federasi.
"Saya semakin percaya diri dalam menjelaskan Pancasila setelah penemuan manuskrip ini," ujar Kiai Mun'im DZ, yang juga penulis buku Fragmen Sejarah NU itu.
Buku yang baru diluncurkan ini merupakan hasil dari manuskrip dalam bahasa Indonesia, Jawa, Arab, dan Bawean yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Qaf Media.